[Chapter~18]

3.8K 227 50
                                    

Setelah mendengarkan rencana Gempa, mereka semua maju dan memecah lawan. Sehingga hanya bocah kecil itu yang tersisa untuk dibereskan.

Ochobot dan Gempa segera menghalangi anak kecil tersebut yang berusaha menuju ke tempat anggota Tengkotak yang lain.

''Kau pikir bisa pergi begitu saja?''

''Sebenarnya siapa kau?''

Dia mendengus kesal dan memperkenalkan diri dengan sombong.

''Aku? Aku Ciciko. Mata-mata Tengkotak.''

Pemahaman akhirnya sampai ke pikiran mereka.

''Jadi karna itu informasi tentangmu hampir tidak ada. Dan jika aku benar, maka sebelum perang kau pasti sudah menyusup ke Sanctuary bukan?''

''Tentu saja. Itu hal mudah bagiku.''

''Tapi kenapa bocah sepertimu bergabung dengan Tengkotak?''

Wajahnya memerah marah mendengar pertanyaan Ochobot.

''Apa katamu?! Aku sudah dewasa!''

Ochobot memasang raut muka tidak percaya.

''Kau pasti bercanda.''

''Aku sudah berumur 20-an!''

''SERIUS?!''

Ochobot menganga kaget dan bergumam pelan.

''Jadi kau hanya cebol..''

''APA KATAMU?!''

Gempa menyikut Ochobot dengan keras hingga dia mengaduh kesakitan. Wajah Ciciko sudah sangat merah karna marah.

''KU BUNUH KAU!''

Ciciko menghilang dari tempatnya. Ochobot merasakan sesuatu disebelah kirinya segera melompat mundur. Gempa juga melompat menjauh dari Ochobot.

''Ohh kau marah? Jadi kata cebol adalah kata terlarang untukmu?''

Ochobot tertawa kecil sambil menghindari beberapa serangan tidak terlihat. Karna marah, serangan Ciciko sedikit mudah ditebak. Tapi bukan hanya karena itu.

''Kenapa kau bisa menghindar dengan mudah?!''

''Gerakanmu tidak beraturan jadi mudah ditebak. Dan juga..''

Ochobot berhasil memegang kaki Ciciko yang hendak menendangnya.

''Elementku tenaga. Jadi tentu saja aku bisa merasakan tenagamu terutama saat kau berlari secepat itu.''

Ciciko berteriak saat Ochobot melemparkannya tepat ke arah Gempa yang menunggu dengan tangan tanahnya.

''Ternyata aku tidak perlu ikut campur. Trima kasih sudah jatuh ke dalam provokasinya. Itu membuat segalanya menjadi mudah.''

Bugh!

Gempa memukul Ciciko dengan sekuat tenaga. Ciciko terlempar cukup jauh dan mendarat dengan kasar. Terlihat Ciciko dengan wajah yang membengkak ungu sudah pingsan dengan mata putih.

''Masalah utama beres.''

''Provokasi yang hebat, Ocho.''

Ochobot dan Gempa tos dengan gembira.

''Selanjutnya siapa, Gem?''

''Otak Tengkotak, Yoyo o. Akan merepotkan jika dia memberi strategi dan dukungan pada anggota yang lain. Dan juga dia yang paling lemah sekarang, jadi akan cepat mengalahkannya.''

''Oke, aku akan mengikatnya dulu.''

''Baiklah, setelah itu aku akan mengurungnya.''

''Borgol Tenaga!''

Welcome Back, Gempa!Where stories live. Discover now