[Chapter~28]

3.1K 243 40
                                    

»Lokasi Gempa»

Boboiboy bersaudara dan teman-temannya tengah menatap badai listrik yang ada dihadapan mereka dengan kaget. Badai itu tampak bisa menghabisi siapa saja yang mencoba mendekat atau menerobos paksa.

Solar mengernyit dalam, ''Sekarang apa yang harus kita lakukan? Kita tak bisa mendekat kalau begini.''

Dia menghalangi angin berdebu yang menerpa wajahnya. Jika terlalu dekat, pandangan mereka terhalangi oleh debu yang berterbangan. Bahkan dari jauh, mereka tetap tidak bisa melihat apapun yang ada didalam badai listrik tersebut.

''Jika terus begini, kita tidak akan bisa menghampiri Halilintar dan Taufan. Pasti mereka yang menciptakan badai listrik ini.'' tambah Yaya setelah mencoba melihat keadaan dari atas.

''Apakah kita tidak bisa lewat melalui jalur udara?'' tanya Ying kepada Fang dan Yaya yang sedang memeriksa dari atas.

''Aku tidak mau mati!'' teriak Gopal panik. Melihat badai itu menggila saja sudah membuatnya ingin pingsan. Apalagi jika mereka akan menerobos masuk.

Fang menggeleng saat dia menurunkan elang bayang yang dia naiki, ''Terlalu berbahaya. Kita bisa terseret oleh pusaran angin atau tersambar petir.''

''Kalau dari jalur bawah tanah? Atau dengan teleportasi?'' tanya Blaze secara beruntun, merasa tidak puas karena mereka tidak bisa menemukan jalan untuk masuk ke dalam sana. Dua kakak sulungnya bisa saja dalam bahaya.

Gempa melirik Ochobot yang terduduk setelah menteleport mereka. Dari nafasnya yang terengah-engah, Gempa tau kalau tenaga temannya itu sudah habis.

Ochobot menggeleng dengan ekspresi lesu, ''Maaf, aku tidak bisa menteleportasikan kalian. Tenagaku sudah habis.''

''Menurutku terlalu bahaya jika kita melewati jalur bawah tanah. Dengan semua getaran ini, permukaan tanahnya bisa saja runtuh.'' lanjut Gempa setelah beberapa saat berpikir.

''Lalu sekarang bagaimana?'' tanya Thorn cemas saat Ice mencoba memulihkannya lebih cepat. Luka-lukanya mulai menutup dan rasa sakitnya juga mulai berkurang. Hanya terasa sedikit berdenyut nyeri saja.

Dahi Ice mengernyit dalam. Situasi mereka sangat tidak menguntungkan. Dia tidak ingin mengakuinya, tapi mereka kehabisan pilihan sekarang.

Gempa terdiam. Tidak peduli seberapa keras dia berpikir, tetap saja tidak ada ide bagaimana menyelesaikan masalah saat ini. Tidak dengan pusaran angin yang sedang mengganas disertai petir yang menyambar-nyambar.

Gempa menghela napas lelah. Rasa cemasnya semakin meningkat. Dia tau kalau 2 saudara mereka yang paling sulung itu sangat kuat. Tetapi Gempa tidak bisa mengabaikan firasat buruknya yang semakin meningkat.

''Gem, bagaimana kalau kita mencoba dengan cara yang pernah diberitahukan paman Hakurei?''

Pertanyaan Ochobot yang tiba-tiba membuat Gempa menatap temannya yang masih terduduk disampingnya. Wajah Gempa mengernyit bingung.

''Cara mana yang kau maksud?''

''Komunikasi antar elemental.''

Jawaban singkat Ochobot membuat Gempa tersentak. Dia baru ingat kalau masih ada cara itu. Tapi ada masalahnya.

''Tapi aku belum pernah melakukannya.'' gumam Gempa tidak senang. Seandainya dulu dia berlatih menggunakannya, pasti dia bisa melakukannya sekarang.

''Apa itu komunikasi antar elemental?'' tanya Blaze yang membuat semua saudara dan teman-temannya berkumpul ke arah mereka bertiga.

Ochobot melirik sahabatnya yang masih berpikir dan memutuskan untuk menjelaskan, ''Itu adalah komunikasi yang hanya dapat dilakukan oleh pemilik kuasa elemental yang menggunakan elemen pada diri mereka sebagai media komunikasi.''

Welcome Back, Gempa!Where stories live. Discover now