[Chapter~9]

2.7K 216 10
                                    

'Tunggu?! Wajah itu..'

Thanatos menatap tajam pada wajah Gempa. Tidak salah lagi, dia adalah putra Athena yang hilang.

'Jadi dia selama ini bersama Hakurei. Pantas saja kami tidak menemukan sisa-sisa tubuhnya.'

Thanatos melirik Hakurei yang berada dibelakang Gempa dan Ochobot.

'Tapi.. Kelihatannya Hakurei tidak tau apa-apa tentang ini.'

Thanatos terkekeh dan bertepuk tangan pelan.

''Wah-wah. Aku tidak menyangka bahwa bocah-bocah menyebalkan ini memiliki wajah yang tampan dibalik penutup wajah itu.''

Thanatos lalu berpura-pura memasang pose berfikir.

''Kupikir kedua bocah ini adalah keponakan kandungmu. Tapi tak ada satu pun dari mereka yang memiliki sedikitpun kemiripan denganmu.''

Hakurei mengernyit bingung pada Thanatos.

''Aku tidak pernah bilang kalau mereka adalah keponakan kandungku.''

Masih dengan aktingnya, Thanatos berpura-pura terkejut setelah mendengar jawaban dari Hakurei.

''Tunggu dulu! Jadi kalian tidak memiliki hubungan darah sama sekali? Tapi kenapa bocah-bocah ini sangat peduli padamu?''

Hakurei semakin mengerutkan dahinya atas pernyataan Thanatos.

'Sejak kapan dia peduli tentang hal-hal semacam itu? Permainan apalagi yang dia rencanakan.'

''Tak peduli kami memiliki hubungan darah atau tidak, fakta bahwa pamanlah yang membesarkanku sejak aku masih bayi tidak akan berubah.''

Gempa berkata tajam pada Thanatos sebelum Hakurei sempat menjawab.

''Jadi, jangan harap aku diam saja saat kau mencoba membunuh pamanku.''

Gempa mengeluarkan sarung tangan tanahnya dan saling membenturkan kedua tangannya dengan keras. Ochobot yang berada disamping Gempa pun menyeringai sambil mengeluarkan pedangnya juga.

''Dan jangan lupakan aku juga.''

Thanatos merasa tertarik melihat kedua senjata yang dikeluarkan oleh Ochobot dan Gempa. Aura dari keduanya menjadi semakin meningkat.

''Hohh.. Apa ini? Kalian ternyata memang bukan bocah biasa. Sebenarnya dimana kau menemukan dua bocah ini, Hakurei?''

''Bukan urusanmu.''

Tanpa jeda, Hakurei langsung menjawab Thanatos dengan tajam. Thanatos terkekeh geli mendengarnya.

'Hehh.. Kelihatannya aku tidak bisa menggali informasi lebih dalam lagi. Kedua bocah ini benar-benar memiliki aura yang luar biasa. Bahkan begitu, kekuatan mereka belum terbangun sepenuhnya. Ini menarik.'

'Baiklah. Ini sudah saatnya..'

Thanatos menyeringai kecil sambil terus memandangi Gempa dan Ochobot dengan geli. Dia mengangkat bahunya santai.

''Yahh.. Kurasa hanya sampai disini saja kalian bisa memuaskanku. Aku akan melepaskan kalian kali ini. Anggap saja ini adalah hadiah terima kasihku atas oleh-oleh yang kalian berikan.''

'Oleh-oleh?'

'Maksudnya luka yang diberikan paman?'

'Entah kenapa, aku merasa kata-kata itu menyimpan maksud lain.'

Hakurei, Ochobot, dan Gempa serentak berkata dalam hati bingung. Merasa ganjal akan kata-kata yang diucapkan oelh Thanatos.

''Baiklah kalau begitu. Kuucapkan sampai jumpa di pertarungan kita selanjutnya. Perang Sanctuary. Sebaiknya kalian bergegas.''

Welcome Back, Gempa!Where stories live. Discover now