Rasa Bersalah

581 23 0
                                    


Sore hari

Laura sedang menunggu mata kuliah berikutnya, melihat sekeliling banyak sekali mahasiswa yang berlalu lalang dengan kesibukannya masing – masing.

"heiii...."

"hai juga" jawab Laura yang masih melihat sekitar taman

"Ra, kamu masih ada mata kuliah ya?"

"hehe... masih ada satu" Laura hanya menjawab yang perlu saja.

Brian duduk sejajar dengan Laura, meski Brian tahu Laura sudah menikah dan bahkan punya anak. Namun Brian masih saja memendam rasa pada Laura dan belum bias move on.

"gimana kabar Luis" Tanya brian untuk meulai pembicaraan.

"baik" cuek Laura.

" udah bisa apa aja Luis, Ra? Pasti tingkahnya lucu sekali... aku jadi pengen liat dan mampir ke rumahmu" ucap Brian panjang.

"bisa apa aja, bisakah tinggalkan aku? Aku ingin sendirian"

Tak ada yang bisa di lakukan Brian selain meninggalkan Laura sendirian, Brian sedikit mnegenal Laura. Dan merasa kalau Laura sedang ada masalah.

"baiklah" ucap Brian sambil melangkah meninggalkan Laura.

Laura hanya melamun di dalam ruangan, dia bahkan tidak mendengarkan dosen dari awal hingga akhir. Namun apa daya, semua dosen sangat mnegenal Laura. Karena ibunya menjadi investor di kampusnya.

"Laura" panggil dosen.

"Laura maju, tolong kerjakan soal yang ada di papan tulis"

"Bbbbaaaaaik Pak " ucap Laura yang baru sadar dari lamunannya.

Laura mengerjakan soal dengan benar, bagaimana tidak soal itu udah sering ada di mata kuliah sebelumnya. Hanya saja karena dia harus cuti jadi harus ikut mata kuliah bersama adik kelasnya.

Kuliah selesai, Laura berjalan menuju parkiran.

"hei ndin..." teriak Laura dari kejauhan yang melihat sahabatnya di parkiran.

Laura berlari – lari kecil menghampiri andin

"ndin,nge_mall yuk" aja Laura sambil memegang erat tanga sang sahabat.

"tapi Ra, ini udah sore Lo, gimana kalau jeff nyariin kamu?" andin berusaha menolak ajakan Laura.

"ayo, ayolaaah... lama kali nih, kita nda hangout bareng"

" biar ku telfon Bell juga" dengan cepat Laura mengambil Hpnya didalam tas dan menelfon bella..

"terserah kamu aja Ra, aku ngikut" Pasrah andin

mereka berdua masuk kedalam mobil dan segera menuju kea rah Mall, tempat dimana mereka sudah perjanjian dengan Bella juga.

Mereka bertiga bertemu dan mberjalan – jalan mengelilingi mall. Banyak canda tawa yang meraka lewati namun apa daya Laura melupakan tugasnya sebagai istri dan ibu bagi anaknya.

POV

Dirumah

Saat ini menunjukkan pukul jadi 19.00 malam, namun sedari tadi Jeff belum melihat gerak – gerik Laura.jeff memang belum menelfon Laura dengan harapan Laura tahu akan kesalahannya sebelumnya. Namun apa daya Laura tidak menelfon sama sekali dan Jeff tidak tahu kemana dia sekarang ?

Jeff berjalan ke kamar Luis, dia ingin melihat keberadaan sang anak.

"mbok, apa luis udah tidur?" Tanya Jeff yang masih ada diambang pintu.

"sudan tuan, den Luis sudah tidur dari tadi".

"terima kasih untuk hari ini mbok, saya akan tidur sama Luis, silahkan mbok istirahat di kamar" ucap Luis

"baik tuan, kami kembali ke kamar" mbok dan rekannya keluar dari kamar Luis.

Jeff mengelus dahi sang anak dan mencium keningnya. Perlahan dia menatap wajah sang anak yang tidur dengan nyamannya. Wajahnya yang begitu mirip dengannya seolah dia sedang bercermin akan dirinya sendiri.

"terima kasih Tuhan, kau titipkan malaikat kecil yang sempurna ini untukku" ucap jeff dalam hatinya.

Jeff perlahan mulai mengantuk dan menutup matanya semabari memeluk sang anak.

--------

POV Laura

Saat ini Laura masih bersama Bella dan Nandin, mereka masih bercanda ria di rumah kontrakan Bella, mereka habis jalan – jalan di mall dan lebih memilih ikut pulang ke rumah Bella daripada ke rumah sendiri.

Laura berusaha untuk tertawa, menghilangkan perasaan dan pikirannya yang sangat kacau. Dia masih ingat betul masalah dengan suaminya. Namun apa daya, dia hanya bisa melewati dan mencari jalan keluarnya.

Dia merasa belum siap untuk menjadi seorang ibu, walaupun semua urusan Luis sudah dilakukan oleh para baby sitter.

"ra, gimana kabar anak lo?" Tanya bella yang memang teringat sesuatu.

"baik baik aja, udah jangan bahas dia dulu." Temannya merasa bingung dengan ucapan Laura.

"Laura kamu baik – baik aja kan? Jangan bilang ada sesuatu terjadi di rumah". Terka Bella

"entahlah, berikan aku minum seperti biasa" pinta Laura.

"taubat Ra, lo udah punya anak. Ngga baik buatut tumbuh kembang anak." Ucap Nandin yang memang sedikit tau bnyak tentang anak –anak.

"malam ini aku tidur disini, besok aja aku baliknya" bella menuju kamar yang biasa yang dia tempati.

Sahabatnya masih terlihat bingung sekaligus penasaran dengan apa yang yang etrjadi dengan keluarga sahabatnya kali ini. Memang mereka merasakan banyak perubahan Laura semnejak dia kembali kuliah. Namun apa daya Laura belum menceritakan ke mereka, mereka juga akan tahu dengan cepat.

"jeff sudah masuk dalam mimpinya, dia kamar sang anak"

"Laura sudah tertidur pulas di kamar kontarakan Bella".

Bagaimana kelanjutan kisahnya?

Mungkinkah bella menyadari kesalahannya?

Atau tetap akan seperti itu?

Jangan lupa vote dan comennta ya kaka...

first night brideWhere stories live. Discover now