hanya tak pandai berucap

9K 378 14
                                    

Jeff berdiri di sudut ruangan menununggu jawaban sang istri. Brian terus terusan meyakinkan laura bahwa jeff bukanlah laki laki yang tepat, hal itu semakin sulit ketika brian bersedia menikahi laura.

"Aku ayahnya" tegas jeff

"Bagaimana jika semua wanita yang kamu tiduri hamil? Kamu mau menikahi semuanya? Karena dia anakmu jeff?"

Suasana semakin memanas, beberapa pembantu di rumah segera keluar tak ingin mencampuri urusan sang majikan. "Menginginkan istri orang lain.. apa itu masuk akal?"

"Karena itu aku bertanya.. kalian saling menyukai tidak..!! Kalo hanya kamu yang punya perasaan itu artinya pemaksaan"

"Aku menyukainya" suara laura memecahkan perselisihan yang terjadi. "Aku  menyukai jeff, aku baru menyadarinya.. maafkan aku brian"

Brian merasa dirinya diperdaya, dimanfaatkan oleh laura. Ketika dirinya benar benar jatuh hati gadis itu malah memilih jeff. Jika begitu seharusnya sejak awal laura tidak memberikan sebuah harapan.

Dengan wajah marah brian segera pergi meninggalkan setangkai bunga mawar kesukaan laura.

"Kamu  baik baik aja?"

Laura mengangguk dan langsung memeluk jeff.

_____

Ruang TU di penuhi oleh karyawan kampus yang sibuk dengan komputer dan lembaran kertas diatas meja. Setelah mendapat beberapa kertas yang dia butuhkan laura segera pergi ke ruang adminitrasi mengurus pernyataan cuti sementara sekaligus membayar biaya cuti.

Rasanya lega ketika semuanya sudah tuntas. Dia masih bisa berkeliaran di kampus jika ingin keperpustakaan, karena cuti tidak menghilangkan statusnya sebagai mahasiswa.

6 orang temannya sudah menunggu di tempat tongkrongan biasa. "Hey maaf lama nunggu"

"Khusus laura telat itu udah jadi langganan"

"Atau bahkan kewajiban" tambah desita

Dia mengambil kursi dari meja sebelah agar bisa berkumpul dengan teman temannya. Karena beda jurusan menyulitkan mereka untuk berkumpul secara utuh seperti saat ini.

Vita menyodorkan kertas pengumuman jadwal libur semester "Jangan lupa KRSan bulan depan.
Ntar kayak kemaren hampir kehabisan kelas"

"Semester depan gue cuti dulu vit"

"Cuti?" Ucap mereka bersamaan.

"Kayak paduan suara aja"

"Kenapa lo cuti ra?" Desita menunggu jawaban dari laura.

Setelah menghirup nafas perlahan, laura memberanikan dirinya untuk berbicara jujur. "Gue hamil"

"What? Lo mau punya baby?"

Laura mengangguk pelan, ucapan dari mulut vita sungguh menggelegar. Untungnya di tempat mereka duduk cukup sepi.

"Koq bisa?" Dengan mata terbelalak

Bella yang sedari tadi diam ikut angkat bicara "ya karena buat makanya jadi"

"Sama siapa ra? Terus gimana.. tanggung jawab nggak bapaknya? Masuk KK mana nantinya kalo belum nikah"

Laura bingung harus menjelaskan darimana. Alih alih menjawab bella lebih dulu menutup mulut desita dengan kentang goreng "nyerocos aja.. nanyak satu satu"

Dini, ria dan Lia memang diam. Diam karena serius memasang telinga focus untuk mendengar jawaban dari laura.

"Noh.. bapaknya dateng"

Serentak mereka menatap ke arah pintu dimana jeff datang dengan tas hitam berisi laptop dan buku buku milik laura.

"Jeff???" Nada serentak itu membuat jeff menghentikan langkah.

Bagaimana tidak, dia kaget 5 orang gadis menatapnya dengan tajam. "Sepertinya aku datang di waktu kurang tepat" kakinya perlahan mundur lalu berlari pergi.

Pasti kalian bertanya kenapa jeff harus berlari seperti ketakutan. Pertama karena dia akan diserang oleh banyak pertanyaan dari gadis gadis kepo, kedua diantara 2 gadis itu menyukainya yang tentu akan menambah suasana mengganggu dan lebay. Bella hanya tersenyum melihat jeff pergi.

"Kamu diperkosa jeff?"

"aku tampol mulut mu.. slow.. ntar gimana kedengeran orang orang" bella semakin kesal.

"Gini gini.. sebenarnya aku udah lama nikah sama jeff.. dan aku nggak ngasih tau kalian karena beberapa alesan" dengan perlahan laura berusaha menjelaskan agar teman temannya tidak merasa dihianati tentang rahasia pernihannya.

2 jam barulah mereka mengertinseperti apa situasi laura sebelumnya. "aku baper..." ucap Lia sambil mengambil tisu mengelap air matanya.

"Sumpah.. pupus harapanku.. aku harus cari laki laki lain" ucap dini yang sudah lama berusaha mendapatkan jeff. "Yang lebih keker"

"kamyu suka jeff karena kekernya doank?" Tanya bella.

Dini mengangguk, dia tak mencintai jeff hanya sekedar suka saja sehingga tak benar benar sakit hati dengan kenyataan. "Kan seksi kalo cowok badannya keker. Apalagi pantatnya..."

"Dini..  kamuu kambuh.. buang jauh jauh khayalan pantat mesummu itu"

Tiba tiba tangan dini menarik laura "aku mau nanyak"

Wajahnya terlihat sangat serius, laura mengangguk dan memasang telinga.

"Gimana rasanya?"

"Rasa apa?"

"Malem pertama.. ceritain.." mereka kembali mundur.

"Dasar jablay sinting"

Bella langsung melempar kepala Dini dengan buku catatan yang dia bawa. Memang fikiran dini terkenal sedikit panas, dan lucu. Dia tak ragu menanyakan hal hal yang bersifat pribafi sekalipun.

Hayo siapa yang punya temen kayak dini??

Jangan Lupa vote dan komentnya ya.. itu sangat berguna untuk author

first night brideWhere stories live. Discover now