first night bride

hati

Jeff diam tak berkutik, tubuhnya tetap di posisi yang sama tanpa sedikit pergerakan berarti.

"Tak adakah sedikit keinginanmu untuk menciumku?"

Rasanya Jeff terhipnotis, terlihat dari ekspresinya. Direngkuhnya pinggang gadis dihadapannya dengan tangan kiri, sementara tangan kanannya memegang wajah Laura, mereka semakin dekat, rasanya hanya tinggal 1 cm lagi untuk bibir itu berpaut.

Laura tertawa, begitu juga Jeff. Mereka kembali menjauh.

"Hahaha lucu ya.. gak cocok" ucap laura.

Suasana yang awalnya tegang menjadi biasa kembali. Sesekali jeff menarik nafas berat, tak bisa di pungkiri jantungnya masih saja berdetak tak karuan. Beruntung dia masih berhasil melarikan diri dari rubah betina yang siap mempermalukan dirinya.

Laura keluar terlentang di halaman luas itu menatap ke arah bintang. Hingga jeff datang dan mendekat ke arahnya

Dia memberikan lengannya untuk menjadi sandaran atau sebagai bantal agar kepala laura tak merasa sakit. Memang kepala laura ringan dan tidak berat namun jika beban itu terus ada hingga berjam-jam pastinya lengan jeff akan merasa kram, dia selalu sukses menahan rasa tidak nyaman atau rela sedikit sakit demi kesenangan laura.

Begitulah persahabatan mereka selama ini, jeff sebagai laki laki selalu melindungi laura. Dan mengerti kemauan gadis itu hingga laura terlelap disana.

_____

Di kampus jeff melihat laura yang tengah berdiri di dinding koridor, dia lekas berjalan untuk mendekat tapi sayang ada yang lebih dulu darinya.

Memang tidak bisa di pungkiri banyak laki laki yang berusaha mendekati laura. Laura juga tipe gadis yang terbuka memiliki banyak teman laki laki maupun wanita.

Dia mengurungkan niat untuk mengajak gadis itu kekantin. Sebagai gantinya dia mengajak teman laki lakinya untuk nongkrong. Dimana mereka sudah sampai lebih dulu di kantin.

"Yang ngajak telat dateng" ucap bimo

Jeff tersenyum "sori aku ngembaliin buku dulu ke perpus"

"Ngomong ngomong ini kamu yang traktir kan.. aku masih belum gajian dari mama nih" ucap roy

"Bilang aja mau gratisan.. bebas makan apapun" terang jeff

Teman temannya masih mendapat uang dari orang tua mereka. Lantas mereka langsung memesan makanan juga minuman yang paling mahal di kantin.

"Eh mana cewek mu?"

"Yang manaan" tanya jeff

"Ya kamu harus jelas kalo nanyak ke dia.. ceweknya kan segudang"

Mereka tertawa serentak "tuh salah satu cewekmu dateng"

Mendengarnya mood jeff langsung turun, padahal dia sedang tidak ingin di ganggu sama sekali.

"Jeff ini siapa lagi" sembari menggebrak meja jeff dan memperlihatkan sebuah foto mesra dirinya di dalam club malam

"Namanya maulita" jawab jeff dengan santai

Bahkan dia sempat memakan kentang goreng yang ada dipiring. Sesekali temannya mengenggol lengannya agar dia lebih memerhatikan ceweknya.

"Iya terus dia itu siapa mu.. anak mana.. dan kalian ngapain disana" suaranya makin menguat, seisi kantin jadi semakin fokus ke arah mereka.

Jeff menarik chika pacar ke 2 nya untuk duduk "jangan berdiri nanti kamu kecapean" sahutnya seakan akan dia perduli walah itu semua palsu "tentang apa yang aku lakuin bukannya udah jelas di foto.

"Apa? Maksud kamu dia selingkuhan mu.. dimana kampusnya biar aku cabik cabik tuh dia"

"Jangan lakuin itu.. nanti kamu sendiri yang malu"

Masih tetap dalam ranah yang santai bahkan masih sempat dia membalas sms seseorang.

"Kenapa aku harus malu"

Jeff menarik nafas berat "sejujurnya.. selingkuhan aku itu kamu.. karena aku pacaran sama maulita udah 6 bulan sama kamu masih 2 bulan setengah.. jadi bisa bisa kamu yang di cabik cabik disana"

"Plak"tamparan mendadak di pipi jeff. Itu sudah biasa jeff terima. Menurutnya itu lebih baik ketimbang wanita sabar yang akan terus memaafkannya namun tidak kunjung pergi dari hidupnya.

Sejujurnya chika cukup baik, dia setia dan tidak senakal pacar jeff lainnya, justru karena itulah jeff semakin merasa kasihan. Dengan sengaja dia meminta seorang teman untuk memberikan foto jeff saat bersama maulita sebelum hubungan mereka semakin lama dan perasaan chika semakin dalam.

Jeff juga tidak mengerti dengan wanita, kabar tentang seberapa brengseknya dirinya sudah menyebar diseluruh kampus namun masih saja ada wanita yang jatuh ke pelukannya hanya dengan kata-kata manis yang sangat mudah keluar tanpa keseriusan.