membaik

15.6K 467 4
                                    

"Bukan gitu jeff" laura terus tertawa.

Jeff benar benar kesusahan, ini pertamakalinya dia mengecat dinding. Mungkin dia lebih memilih memotong kayu bakar atau memotong rumput dari pada mengecat dinding.

"Salah jeff.. kayak ngelus badan cewek.. perlahan ke atas ke bawah"

Laura benar benar usil, jeff tau itu, jika sang istri tengah mengerjainya. Apa dikata tukang kebun sedang tidak ada di tempat. Daripada dia tak bisa tidur akibat rengekan laura hanya karena masalah sepele yaitu ingin mengubah warna kamar.

Karena menggaruk hidungnya yang gatal, catpun ikut menempel disana membuatnya terlihat seperti badut.

"Hahahaha" laura terus tertawa.

Lama lama jeff kesal dan melempar kuasnya. "Aku berhenti"

Laura langsung mengejarnya dan memeluknya dari belakang "maaf jeff.. jangan marah.." rayunya.

Dengan mengambil lap laura kemudian mengusap cat yang ada di wajah jeff dengan sedikit berjinjit karena laki laki itu lebih tinggi darinya.

"Jangan ketawa lagi.. ntar aku kesel" ocehnya

Laura mengangguk setuju sembari memberi tanda oke dengan melengkungkan ibu jari dan telunjuk membuat angka O.

Masih banyak jadwal yang harus dia lakulan hari ini. Sebelum sore dia kembali mengantar laura ke tempat makan yang dia inginkan. Memang selera yang aneh, tempat itu menyuruh pelanggan untuk menangkap sendiri ikannya yang artinya pembeli harus memancing terlebih dahulu.

Jeff juga tidak menyangka jika laura pintar memancing.

"Aku lebih pinter motong nih ikan jadi potongan kecil kecil gue colok matanya dari pada nangkep" dia terus mengoceh karena sejak awal dia belum menangkap apapun.

Nah ketika dia berhasil mendapat satu ikan, dengan sangat terpaksa dia kembali melepasnya karena laura terus merengek.

"Kasian.. dia lucu banget.." sambil memegang ikan mas

Berulang kali jeff mendesah, karena setiap mendapatkan tangkapan dia harus kembali melepasnya.

Mereka berakhir dengan memakan nasi sayur dan telor. Sangat aneh bukan?

Itu semua karena laura yang tak pernah tega ikan tangkapannya harus di masak.

Cukup lelah mereka berjalan kembali ke parkiran melewati jembatan besi sempit di pinggir sungai. Tapi panoramanya terlihat indah.

Laura terus menggenggam tangan jeff hingga akgirnya di berbalik.

"Jeff"

"Iya?"

"Makasih

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"Makasih.. kamu selalu lakuin apapun yang aku mau"

Jeff mengangguk "apapun yang pengen kamu lakuin.. bilang aja"

Laura menggeleng "aku udah puas.." sahutnya.

Mereka kembali berjalan bersama sambil berbicara.

"Jeff kamu tau kayaknya aku udah nemuin pasangan hidupku" nada yang laura keluarkan terdengan sangat bersemangat.

"Siapa?"

"Namanya brian.."

"Awas kalo mukanya lebih jelek dari aku" ancamnya pura pura.

"Ih.. gantengah dialah daripada kamu"

Semakin laura menceritakan tentang Brian, semakin membuat jeff tak ingin melepaskan genggaman di tangannya saat ini.

Rasanya berat, tapi dia masih tersenyum lebar walau di balik senyuman itu dia merasa benar benar sedih.

"Oh iya ngomong ngomong kamu udah baikan sama maulita?"

Laura berhenti menunggu jawaban dari laki laki disampingnya. Jeff menggeleng lemah, sebenarnya bukan karena laura menolak atau marah padanya. Tapi dia sendiri memang enggan untuk kembali pada gadis itu. Walau panggilan tak terjawab di hpnya terus menumpuk.

"Dia salah faham jeff"

"Tapi aku emang gak serius sama dia"

Ini yang terkadang membuat laura kesal pada sahabatnya itu. Pertama karena jeff sangat sering bersikap remeh pada wanita, kedua dia tak pernah serius dengan sesuatu. Sehingga sulit untuk laura mempercainya

first night brideOù les histoires vivent. Découvrez maintenant