Chapter 37

1.3K 150 6
                                    

✨Happy Reading ✨

.
.
.
.
.
.

Sebuah mobil tipe Mercedes-AMG GT R tengah terparkir di depan nya. Agatha masih menatap tak percaya, "Papa?"

Regan pun membalasnya dengan senyuman hangat, lalu memeluk Agatha erat.

"Maafin Papa Agatha, maaf Papa belum bisa jadi orang tua yang baik untuk kamu."

Agatha pun membalas dan menikmati pelukan sang Papa yang sudah lama tak ia rasakan.

Regan sangat bahagia, sudah lama ia ingin memeluk putri kecilnya, dan kini hal itu terjadi. Selama ini ia salah, memihak pada Bella yang sama sekali tidak dapat menghargai dan mengerti dirinya, ia juga telah menutup mata dengan kehadiran putri tercintanya. Begitu pula Agatha, ia sudah lama merindukan kasih sayang seorang Papa, walaupun kasih sayang yang di berikan Regan tidak sebesar itu dulu.

Regan pun melepas pelukannya lalu menatap Agatha, "udah melow-melow nya ... sekarang ayo kita pulang!"

Agatha pun menggeleng, "kenapa? Masalah Mama? Itu biar Papa yang urus, kamu tenang aja," seru Regan.

Agatha menggeleng, dengan ragu ia pun menjawab "eum ... Agatha ma-mau pulang ke k-ko-san Pa."

Regan mengernyit, "what? Selama ini kamu ngekos?" Agatha pun mengangguk sebagai jawaban. Pria itu pun menghela nafas, "Okey kita ke kosan kamu aja," ucapnya sembari tersenyum tenang.

"Hai Tha!"

Regan dan Agatha pun menoleh ke arah suara, dan mendapati Zio yang tersenyum. Tak lama Zio memudarkan senyumannya tatkala melihat  bahwa pria yang berada di samping Agatha adalah Selingkuhan Mamanya.

Regan yang memang tidak mengenal Zio pun hanya terdiam.

Agatha menatap keduanya, ia pikir mungkin Papa nya tidak mengenal anak dari Mama kandungnya. "Ngapain lo?" Ketusnya.

"Sore om, saya Zio. Kalau om mau tau, saya ini kak––––AANJ," Agatha dengan tiba-tiba menginjak kaki nya, "sialan lo Tha, hampir aja gue bablas bilang anjing," rutuknya dalam hati. Agatha hanya meliriknya sekilas, "hehe maaf om tadi tiba-tiba ada gajah nginjek kaki saya."

Regan pun hanya ikut terkekeh, "jadi kamu temennya Agatha?"

Zio tidak akan menyerah, ia akan memberitahu Regan bahwa ia adalah kakak kandung Agatha "Lebih tepatnya KaAA---ketua——" lagi-lagi Agatha menginjak sepatunya "sakit Tha Masya Allah!"

Agatha yang terkejut pun menoleh, "lo tobat?"

"Ck, bacot lo!" Celetuk Zio pelan.

"Ketua OSIS?" tebak Regan, membuat Agatha menahan tawanya.

"Bukan, saya Ketua kelasnya——"

"Ohh ketua kelas nya Agatha."

"Bukan, saya ketua kelas saya sendiri om, kita gak sekelas, hehe."

"Terus apa urusannya sama anak saya?"

"Udahlah Pa, ini anak ilang gausah di ladenin, dasar Freak. Ayo Pa, kita pulang," Agatha pun memutar bola matanya malas lalu menarik tangan Regan.

"Tha ... yang kamu tarik siapa?"

"Ya Pap----" Agatha terkejut setelah melihat ternyata yang ia gandeng adalah tangan Ziovano "----pa."

Zio pun hanya tersenyum jahil, "mau nyulik gue ceritanya?"

Agatha pun menghentakkan tangan Zio, "dih ," lalu menarik lengan Regan.

Mereka berdua pun memasuki mobil, dan beranjak pergi.

"Lo bahagia banget ya kalo udah di deket bokap lo," gumam Zio lalu tersenyum kecil. "Aduh ini si Satria kemana sih, bawa motor gue kaga di balik-balikin."

...

"Agatha, gimana keadaan telinga kamu?"

"Udah mulai mendingan pa, mungkin beberapa bulan lagi bisa sembuh asalkan akunya rajin konsul ke bu Arina," jawab Agatha santai.

"Maaf ya, Papa gak tau sama sekali tentang penyakit kamu. Papa emang gak berguna!" Ucap Regan sembari memukul Stir.

"No! You're the Best father for me!" jawab Agatha menoleh ke arah Regan.

Regan pun menoleh sebentar ke arah Agatha dan tersenyum, "and you're the best child i have. bytheway, Papa mau jujur ke kamu tentang ... siapa Mama kamu sebenarnya------"

"I know," celetuk Agatha

Regan dengan reflek menginjak pedal rem, membuat tubuh mereka terdorong ke depan, untung saja mereka sedang melewati jalan pintas yang kini tidak ramai dengan kendaraan.

"Sorry. Jadi, kamu udah tau?!"

"Ya."

"Are you okay?"

"Ya, it's okay. Agatha beruntung punya Papa yang masih sayang sama Agatha," Balas Agatha tersenyum kecil.

Regan pun semakin merasa bersalah dan merutuki kebodohannya karena telah meninggalkan malaikat kecilnya. Ia pun menggenggam erat tangan Agatha, "Maafin Papa, Papa benar-benar gagal sebagai orang tua. Kamu anak yang baik, anak Papa memang baik. Papa beruntung punya kamu di kehidupan Papa."

"Agatha gak akan pernah ninggalin Papa," seru nya dengan senyum yang masih menghiasi wajahnya.

"Gimana kalo kita pergi ke Taman Kota?" Tawar Regan.

Agatha pun mengangguk antusias.

...

Seorang gadis berambut kuncir kuda dengan tas di pundaknya pun keluar dari mobilnya, ia pun sempat berhenti sejenak hanya untuk mengambil nafas sebanyak-banyaknya, setelah itu ia pun memasuki kediamannya.

Sebelum gadis itu memasuki kamar nya, suara bariton yang ia tahu pasti siapa, menyapa telinganya.

"Wah bagus, belum ujian udah kena SP! KAMU MAU MALU-MALUIN PAPA? HAH?! JAWAB SARAH LEOLA YUDHISTIRA!" teriak pria itu, membuat nyali Sarah menciut.

"Nggak gitu P‐‐‐"

"Kamu mau kalo Papa keluarin KK, dan nama kamu Papa coret?!"

Sarah pun menegakkan kepala nya, dan terkejut "Sarah Janji! Sarah akan belajar dengan sungguh-sungguh pa, tapi please jangan coret nama Sarah."

Harris pun membuang muka. Ia benar-benar muak dengan tingkah putri nya yang nakal. Padahal dirinya sudah mendidik dengan keras dan benar. "Oke, kali ini Papa kasih kesempatan buat kamu. Ujian nanti kamu harus mendapat rank 1, paham!" Tegas Harris menekankan akhir kalimatnya.

"I--iya pa, Sarah akan berusaha," ucap Sarah.

"Sekarang, masuk Kamar dan belajar!!" Titah Harris tak terbantahkan.

Sarah tak membantah, ia langsung masuk ke kamar dan belajar. Walaupun dia nakal, tapi ia tahu kapan saatnya untuk belajar, dan kapan saatnya untuk bermain-main.

Sarah pun merebahkan tubuhnya sejenak pada kasur besarnya "Arkaa, kenapa sih lo harus di posisi pertama? Lo gada niatan ngalah apa sama cewek? ARGH ... KAPAN SIH GUE BISA SEMPURNA DI MATA BOKAP?! GUE TUH CAPEEK ..."

Tok tok tok

"Iya?" Sahut nya dengan malas.

"Belajar!" Harris berucap dengan nada rendah dan mengintimidasi, membuat Sarah menegakkan tubuhnya.

"Anjrit, serem," gumamnya pelan. "I-iya Pa!" Jawabnya dan segera beranjak menuju meja belajarnya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

To be continued.

Hai gais i'm back!!!
Kalian suka gasi sm cerita ini? cerita ini tuh udh mulai ngestuck di my otak, tpi kalo kaliannya banyak komen sm ngevote yoweslah tak lanjoot...

VOTEMENT WOY JGN LUPA!!!😠

ICE GIRL (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang