Chapter 4

6.6K 417 24
                                    

Seorang lelaki berjalan ke arah rumah besar nan mewah itu, dan di sambut oleh beberapa pelayan yang sedikit membungkukkan badannya. Lelaki itu pun berjalan ke kamar nya namun suara bariton menghentikan langkahnya.

"Dari mana kamu? Tengah malem baru pulang"

Lelaki itu menjawab tanpa menoleh sedikitpun "apa peduli Papa sama Zio," ya. Lelaki itu adalah Zio.

"Jaga bicaramu, Papa menyekolahkan kamu biar kamu bisa--"

"Stop pa, Zio gak mau debat sama Papa," potong Zio dan langsung pergi ke kamarnya.

Pria itu pun hanya menghela nafas lelah, anaknya selalu saja membangkang.

Saat di kamarnya, ia menidurkan tubuhnya ke kasur besarnya, "Tau gitu, gue langsung aja ke apart, daripada di sini, arkhh," ia mengacak rambutnya Frustasi.

Kali ini ia sedang melamun, namun entah mengapa bayangan Agatha selalu melayang di pikirannya.

"Hmm. Cantik," gumam Zio mengutarakan apa yang dipikirannya.

Flashback on

Tepat jam 20.40 Zio pergi ke minimarket untuk beli minuman dan beberapa cemilan.

Ia pun memarkirkan motor ninja nya lalu masuk ke minimarket. Ia pun pergi ke tempat minuman dan mengambil minuman kaleng yang bergambar bintang, "gue udah lama gak minum, nanti aja deh di club," gumamnya lalu meletakkan kembali minuman kaleng tersebut dan beralih mengambil pocari.

Ia pergi ke tempat cemilan, dan saat melewati rak lain, ia melihat seseorang yang berjinjit kesulitan mengambil barang yang ingin diraihnya. Zio pun menghampiri gadis itu. "Ngambil itu mbak?" Tanya Zio menunjuk tempat pembalut bermerek.

Gadis itu menoleh, Zio terkejut ternyata gadis itu adalah "oh elo cabul, bisa menstruasi juga ya lo," celetuk Zio

"Goblok. Gue juga cewek, gak kayak elo gapunya gender," balas Agatha kesal.

"Enak aja lo ngomong, oke mumpung guenya lagi baik, cepet lo mau ambil yang mana, gue ambilin,"

Wajah Agatha memerah ketika menunjuk salah satu merek pembalut itu.

"Nih," Zio memberikan benda itu pada Agatha, namun saat Agatha ingin mengambilnya Zio malah menarik kembali benda itu. Ia mendekatkan wajahnya. Agatha sedikit memundurkan wajah nya saat jarak mereka menipis. Zio terpaku saat pandangan mereka bertemu.

Hidung mancung mungilnya, kulit bersih, mata yang indah, dan pandangannya jatuh pada bibir ranum Agatha, ah rasanya Zio ingin mencicipi nya. Oke Zio akui gadis di depannya ini nyaris sempurna.

"Kok muka lo merah," seketika Agatha mendorong tubuh Zio dan langsung merebut pembalut itu dan pergi begitu saja menuju kasir. Zio tertawa tingkah Agatha menurutnya itu sangat menggemaskan.

Flashback off

"Lo harus bisa gue taklukin Tha," monolognya. Lalu rasa kantuk menyerangnya.

****

Sinar matahari merembet masuk ke dalam kamar seorang gadis yang masih terlelap itu.

"Eung..." gadis itu melenguh. Hari ini adalah hari Minggu, hari yang membosankan tentu saja bagi gadis itu.

Ia bangun dan berniat untuk jogging pagi mengelilingi komplek perumahannya.

Setelah siap dengan setelan training nya. Ia pun pergi ke bawah untuk sarapan.

.

"Mau jogging ya non?!" ucap bi Inah yang masih menata makanan di meja.

"Hmm," jawab nya singkat.

ICE GIRL (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang