Chapter 49

607 60 5
                                    

✨Happy Reading✨

.

.

.

.

Langit berawan mengiringi ambulans yang mengantarkan agatha, sesampainya di rumah sakit gadis malang itupun dibawa ke ruang UGD, dan yang lain hanya bisa menunggu di luar ruangan, termasuk Arka. Lelaki itu terlihat murung sedari tadi, Reza dan Wildan pun menghampiri "Ar, lo udah coba hubungin ayahnya Agatha?" tanya Reza.

"ini semua salah gue Za. Gue gak bisa jaga Agatha dengan baik, sampai bisa ada kejadian kayak gini," ucap Arka menyalahkan diri sendiri.

Reza pun memegang pundak Arka, "No, its not your fault, kita kan gaktau apa yang akan terjadi, jadi jangan salahin diri lo sendiri Ar.."

Wildan menambahkan dengan wajah polosnya, "kalo kata umi gue sih, ini sudah Qodarullah Ar, kita gak bisa mengulang waktu."

"pantes omongan lo bener, copas dari umi lo ternyata," ejek Reza sembari menepuk bahu Wildan.

Arka yang malas mendengar keributan mereka pun akhirnya menghubungi papa Agatha, ditekan nya layar ponsel nya lalu suara panggilan pun terdengar, "halo om," ia pun gugup menunggu jawaban dari papa Agatha.

"iya Arka, ada apa?"

Arka pun ragu untuk menjawab, "eum ... anu om, maaf, A--Agatha masuk UGD om."

"APA?!" kejut Regan yang membuat Arka menjauhkan ponselnya dari telinganya.

"i-iya om, ada insiden yang tidak mengenakan om, apa om Regan bisa datang kesini sebagai wali Agatha?"

Regan menghela nafas nya pelan, "sebenarnya saya ada jadwal meeting hari ini, tapi saya akan kesana, nanti kirimkan saja alamat rumah sakit nya ya, saya akan mengosongkan jadwal hari ini, tapi saya tidak secepat itu sampai disana, jadi kemungkinan saya akan sampai beberapa jam lagi, karna ini sangat mendadak, jadi saya titip Agatha ya, dan kalau saya belum sampai tolong wakilkan saya saja, saya percaya sama kamu Arka," jawabnya tegas.

Arka yang mendengar jawaban Regan pun merasa bersalah, ternyata ia sangat dipercayai oleh Regan, "b-baik om, Insyaa Allah Arka akan menjaga Amanat om!"

"yasudah saya tutup panggilannya ya, terimakasih Arka," tak lama panggilan terputus. Arka bernafas lega.

tak lama Dokter keluar dari ruangan, "apakah disini ada wali pasien atas nama Agatha?"

saat Arka ingin menjawab, ternyata bu Fara sudah angkat bicara, "saya walikelas nya dok!"

"baiklah kalau begitu, mari ikuti saya."

Arka yang merasa di percaya pun angkat bicara, "maaf dok, apa saya boleh ikut juga dok, kebetulan saya dipercayai oleh ayah pasien dok."

"oh tentu, mari ikut saya." mereka pun memasuki ruangan dokter tersebut.

...

"Pasien saat ini sedang dipindahkan ke ruang rawat, pasien terlelap karena efek obat anti biotik yang saya berikan. Sebenarnya sedikit terkejut bahwa di indonesia masih ada yang terkena sindrom misophonia ini, karena sindrom ini termasuk langka di indonesia, jadi saya jarang menemui pasien dengan sindrom seperti ini. Misophonia adalah kondisi di mana seseorang bereaksi terhadap suatu suara spesifik dan menimbulkan respon otomatis fight or flight response. Suara-suara tersebut biasanya berasal dari kebiasaan orang lain seperti suara mengunyah, mendecakkan lidah, bersiul, dan lain-lain. Tetapi mereka yang mengalami kondisi misophonia biasanya tidak terganggu dengan suara-suara tersebut jika suara itu mereka ciptakan sendiri. Biasanya Orang yang menderita misophonia bisa mengalami ledakan emosional ketika mendengar suara dari orang lain. Saya pernah membaca bahwa para Peneliti belum mengetahui apa yang menyebabkan misophonia. Ada beberapa kondisi juga yang dapat meningkatkan risiko misophonia seperti gangguan obsesif-kompulsif (OCD), gangguan kecemasan, dan sindrom Tourette. apa pasien ada mengalami salah satu nya?" tanya Dokter itu.

ICE GIRL (HIATUS)Where stories live. Discover now