Chapter 47

615 59 3
                                    

✨Happy Reading✨
.
.
.
.
.

Siang menjelang sore, angin berhembus kencang, membuat rambut seorang lelaki yang tengah berdiri di balkon bergerak mengikuti arah angin, dengan secangkir kopi dingin dipegang nya.

Ia mengacak rambutnya kasar, lalu meminum kopi itu. Kini ia sedang bingung dengan perasaannya. Apakah yang dirasakannya adalah benar? Bahwa ia mencintai seseorang? Ia pun bingung sendiri. Lalu diacaknya kembali rambut itu sembari berteriak, "argh ... "

"Kenapa lo? Kesurupan?" ucap lelaki yang menghentikan permainan gitarnya saat mendengar sahabatnya berteriak.

"Tau tuh. Mau gue suruh Abi gue buat ruqyah lo Ar? Kebetulan ni Abi gue lagi ada di gedung ini," tambah salah satu sahabat nya yang tengah bermain ponselnya.

"Bacot."

Arka, kini ia sedang bingung, bagaimana caranya untuk dapat mengutarakan perasaannya terhadap gadis dingin yang selama ini menyita perhatiannya. Ia takut, sungguh. Tapi yang membuatnya takut adalah ia takut akan menyakiti perasaan gadis itu kelak. Ya pede aja dulu siapa tau di terima sama crush nya untuk jadi pacarnya. Tak lama ia mengeluarkan sebuah kotak berwarna Merah. Ia teringat ucapan Bundanya.

Bunda berpesan agar Arka memberikan benda berharga itu kepada orang yang di cintai nya, tentunya dengan orang yang sama mencintai dirinya. Benda itu adalah benda yang sangat berharga bagi Bunda, itu adalah Hadiah terakhir yang diberikan oleh Kakek nya kepada Bunda, selain itu benda itu sangat bernilai tinggi. Jadi Arka takut untuk menerima benda itu, karena benda itu sangat berharga, tetapi Bunda berkata 'tak apa, Bunda juga sudah tidak memakainya,' akhirnya Arka pun menerima benda itu.

"Gue lagi galau ni," sontak kedua sahabatnya terkejut, karena Arka si Raja Es, tidak pernah merasakan galau karna perasaan.

"Eh buset, galau kenapa nih?" balas Reza dengan tangannya yang masih memegang gitar nya.

"Beneran harus di ruqyah inimah, sama abi gue!" celetuk Wildan heboh.

"Gue serius nyet!" ucap Arka kesal.

Reza menghela nafas, "Ya terus lo galau kenapa?"

"Gue mau confess," jawab Arka.

"yaudah confess aja, apa susah nya?" balas Wildan santai.

Arka merotasikan bola matanya malas, "susah anjing! Gue takut kalo gue bakal nyakitin dia nantinya! Gue takut gue gak bisa untuk terus ada buat dia. Dan terakhir, gue takut dia nolak gue!"

Reza berdecak, "ck, Arka ... Arka, lo ini aneh banget, dimana-mana kalo orang confess itu mau gak mau dia harus bisa terima keputusan cewek nya, kalo di tolak ya lo harus terima."

"Iya bener tuh, mending lo cepet-cepet deh nembaknya, lo tau sendiri kan banyak yang mau sama Agatha, salah satu nya si Leo. Dia anak nya paket lengkap cuy, model iya, pinter iya, ganteng gausah ditanya, perfect abiss, dia juga kandidat terkuat yang bisa dapetin tuh cewek! Yah anjing malah mati hp gue," jelas Wildan yang masih bermain game lalu tak lama di lempar nya ponsel itu ke kasur.

Reza menyentil dahi Wildan, "lo aja sono pacaran sama Leo, hapal bener tentang si leo." ia pun menaruh gitar nya lalu di hampiri nya Arka. "gue bakal bantu lo! Lo harus bisa buat moment yang berkesan saat lo nembak Agatha!" seru nya lalu menepuk bahu Arka.

ICE GIRL (HIATUS)Where stories live. Discover now