Chapter 18

2.2K 160 14
                                    

⚠ sttt... ada sesuatu nanti⚠
.
.
.
.
.
.

"BANGUN!" Bella berteriak di depan Agatha yang tengah tertidur. Tentu saja Agatha terkejut. Gadis itu pun langsung terbangun, ia meringis kesakitan karena luka di tubuh nya yang belum pulih. "Cepat kamu berangkat sekolah! Saya gak mau ya uang suami saya jadi terbuang gara-gara kamu bolos."

Agatha hanya berdeham saja, lalu dengan tertatih ia jalan ke kamar mandi.

Saat Bella ingin pergi dari kamar itu, mata nya tak sengaja melihat sebuah figura foto yang ia kenali di kasur Agatha. Ia pun mengambil nya lalu dilihatnya foto itu seksama, ada rasa benci ketika melihatnya. Dengan keras ia pun membanting figura itu hingga pecah lalu mengambil foto itu dan merobeknya menjadi dua, yang satu ia simpan dan yang satu lagi ia robek menjadi lebih kecil dan dibuang begitu saja di lantai setelah itu Bella pun pergi meninggalkan kamar Agatha.

Setelah mandi, Agatha pun keluar dan melihat sampah kertas dan pecahan figura di lantai itu.

Tunggu...

Figura?

Ia pun dengan cepat menghampiri pecahan figura itu. Matanya membulat ketika melihat figura dengan foto yang ia sayang di rusak begitu saja. Hatinya hancur ketika melihat foto satu-satunya yang ia punya bersama Aressa itu sudah tak berbentuk lagi.

Foto dimana ia dapat menemukan kedamaian. Foto dimana dapat menemaninya di setiap malam nya, ia dapat merasakan kehadiran Aressa di foto itu. Dan kini foto itu hancur, dan sudah tak berbentuk lagi. Ia merasa seperti kehilangan separuh dirinya, kini ia sendirian didalam dunia yang kejam ini, bahkan sepertinya keluarganya pun tidak menginginkannya hidup di dunia.

Terdengar lebay memang, tapi itu yang kini Agatha rasakan. Tidak ada yang tahu bukan seperti apa kehidupan seseorang? Dan bagaimana cara mereka menghadapi sebuah masalah? Hanya ia dan tuhan yang tahu.

Ia pun mengambil sobekan foto dan pecahan figura itu lalu dengan berat hati, ia membuang nya ke tempat sampah yang terletak di pojok kamar.

.

Semenjak kejadian kemarin Agatha semakin murung dan dingin terhadap siapapun itu. Bi inah yang melihatnya hanya bisa menangis dan terus berdoa untuk kebahagiaan gadis itu.

Agatha dengan aura dingin yang terpancar itu berjalan di koridor sekolah. Menghiraukan tatapan dan cibiran yang tertuju padanya.

"Cabul. Lo kenapa? muka kusut udah kayak kresek item aja," ejek lelaki tinggi yang tiba-tiba menghampirinya.

Agatha hanya melirik Zio sekilas. Lalu dengan cepat ia berjalan meninggalkan Zio.

Zio yang merasa di acuhkan pun kesal. Ia mengepalkan tangannya. Lalu menghampiri gadis itu.
Agatha mempercepat langkahnya menuju kelas namun lengannya tertarik oleh lengan kekar milik Zio. Membuat tubuhnya berbalik dan menubruk dada bidang Zio. Para siswi pun berteriak histeris melihat kejadian langka ini. Seorang Zio yang cukup temprament itu melakukan aksinya. Zio mengangkat wajah Agatha dengan jari nya lalu ditatap intens kedua mata indah itu.

Agatha tak dapat mengalihkan pandangannya sekarang, ia benar-benar terpaku pada pandangan Zio dengan jarak yang sangat minim ini.

Zio mendekatkan wajahnya, refleks Agatha memejamkan matanya dan terdengar sedikit meringis. Melihat gadis didepannya memejamkan mata, membuat Zio terkekeh dan menunjukkan senyum devilnya, lelaki itu pun menjauhkan wajahnya dan dengan seenak jidatnya Zio menyentil dahi nya "dasar cabul, mau banget ya gue cium. Cih jangan harap. Lo gak semenarik itu," setelah mengatakan itu Zio pergi meninggalkan Agatha yang tengah terpaku di tempat.

ICE GIRL (HIATUS)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora