SEMBILAN

27K 3.5K 773
                                    

Jangan lupa vote dan komen, ya.

••••

Rabu 13.48

"Beli minum, yuk."

Ditya menoleh, menatap Paska yang menawarinya untuk keluar. Menimbang sebentar dan mengangguk setelahnya, lagi pula kelas mereka sedang tidak ada guru, jadi tidak ada salahnya mereka keluar. Dengan santai, Ditya dan Paska keluar kelas.

"Mau kemana?" tanya sang ketua kelas.

"Toilet," jawab Ditya tanpa menoleh.

Mereka segera keluar dengan sedikit berlari, melihat koridor sekolah yang cukup sepi karena sekarang memang tengah berjalannya jam pelajaran.

"Hei!"

Langkah Ditya dan Paska terhenti. Mereka berbalik dan menatap pak Dandi yang berdiri menatap mereka.

"Mau kemana?" tanya pak Dandi.

"To-toilet, pak." Paska merutuki diri karena gugup menjawab pertanyaan gurunya itu.

"Bapak minta tolong, bisa? Tolong fotocopy kertas ini, mesin fotocopy di TU lagi bermasalah, bisa?"

Ditya dan Paska tersenyum lebar lalu mengangguk bersamaan. "Bisa, pak. Mau berapa lembar?" tanya Ditya.

"Buat 50 lembar," jawab pak Dandi. "Ini uangnya, ambil aja untuk jajan kalian juga."

Senyum Paska dan Ditya semakin lebar, keduanya mengangguk cepat dan segera pergi keluar sekolah.

"Kesempatan," kata Paska yang langsung di angguki Ditya.

Mereka bisa keluar dari sekolah dan mencari jajan yang lebih beragam di luar sekolah, meski mereka harus jalan kaki, tapi mereka tidak masalah. Lagi pula tempat fotocopy yang akan mereka datangi tidak terlalu jauh dari gerbang sekolah meski harus melewati sebuah gang kecil.

Saat mereka sampai, Ditya segera memberikan dua buah kertas ke pemilik fotocopy itu.

"Bang, buat jadi 50," kata Ditya.

"Oke, tungguin, ya."

Ditya dan Paska memilih untuk duduk di kursi yang ada, keduanya melirik kearah jalan yang cukup ramai. Di sebrang sana, ada sebuah tempat tongkrongan yang di isi dengan beberapa orang.

"Anak unggul sakti," desis Paska menatap segerombolan orang di sebrang mereka. "Anggota R.D. yakin gue."

"Kenapa emangnya?" tanya Ditya ikut menatap satu persatu orang-orang itu.

"Kata bang Juan, anak R.D. mulai meresahkan, sekarang mereka mulai suka gangguin anak-anak," jelas Paska membuat Ditya mengerutkan keningnya.

"ABANG!"

Ditya dan Paska terkejut melihat Difya yang datang bersama Rts.

"Ngapain?" tanya Ditya.

"Fotocopy," jawab Difya ikut duduk di samping Ditya.

Rts segera memberikan kertas yang harus dia fotocopy dan ikut bergabung bersama teman-temannya.

"Fotocopy juga?" tanya Rts.

Paska mengangguk.

"Bang, ayo jajan es," kata Difya menepuk lengan Ditya.

"Nanti, tunggu fotocopy nya selesai dulu," jawab Ditya.

Difya berdecak malas. Dia berdiri dan berjalan menuju salah satu kedai es cup di dekat jalan, melihat itu, Ditya langsung menyusul dengan cepat.

"Gak bisa sabar, apa?" ketus Ditya.

TRIPLETS D [END]Where stories live. Discover now