DUA PULUH SATU

20.2K 2.5K 313
                                    

Jangan lupa vote dan komen, ya.

••••

12.04 PM

"Apaan, sih? Lepas."

"Jalan buruan."

Sherina berjalan dengan takut saat melihat Jendral yang tengah duduk di pinggir rooftop dengan sebatang rokok di tangannya, bersama Nusa yang sibuk membaca komik.

"Ngapain lo bawa gue kesini?" tanya Sherina menatap sinis Jendral.

"Sini."

Sherina tidak bergerak dan membuat Jendral tertawa serak, dia menghisap rokoknya dalam-dalam lalu mengembuskan asapnya ke udara.

"Kesini Sherina," ulang Jendral terdengar dingin.

Gadis itu merasa takut, dia berbalik menatap Juan dan Juno yang sudah sibuk dengan rokok masing-masing lalu kembali menatap Jendral. Dengan mengumpulkan keberanian, Sherina mendekat.

"Lihat tuh," kata Jendral menunjuk ke bawah dengan dagunya.

Sherina bersandar pada dinding rooftop yang hanya se dadanya.

"Gak ada apa-apa," jawab Sherina.

"Ada."

"Gak ada."

"Ada," kata Jendral melompat turun, menjatuhkan puntung rokoknya lalu menginjak bara itu hingga mati. "Setelah lo jatuh ke bawah, bakal ada sesuatu di sana."

Sherina berbalik hendak kabur, tapi dia terkejut melihat Juan yang sudah di belakangnya dan ikut bersender di pinggiran rooftop. Lalu ada Juno yang berdiri di antara Juan dan Jendral, dia terkepung.

"LO MAU APA, SIH?" teriak Sherina.

"Bukan gue yang mau, tapi lo sendiri."

"Gak jelas, lo."

"Gue udah jelas peringatin lo buat jangan ganggu Difya lagi. Tapi lo batu dan nantangin gue. Jadi, gimana kalau tangan gak guna lo ini beneran gue patahin?"

"GILA."

"Atau lo mau nyoba lompat ke bawah? Oh, atau perlu gue yang bantu dorong ke bawah?"

"Jendral lo psikopat, lo gila." Sherina benar-benar ketakutan.

Jendral menyeringai. "Lo tau gue gila, kenapa masih bertingkah?"

"Aaakkhh."

Sherina menjerit saat tangan kanannya di cengkram kuat, dia menatap jendral dengan sangat takut. Wajah laki-laki itu benar-benar menyeramkan, matanya benar-benar menatap Sherina dengan tajam.

"Jangan main-main sama gue Sherina," desis Jendral. "Gue bisa aja bunuh lo sekarang dengan sangat mudah."

"Lo bakal masuk penjara."

Tawa serak Jendral terdengar. "Lupa? Gue pernah bikin gempar sekolah karena hampir bunuh kakak kelas di tahun pertama gue sekolah, tepat di rooftop ini," bisik Jendral membuat Sherina bergidik ngeri. "Gue di penjara waktu itu dan gue gak masalah kalau harus masuk ke sel lagi, yang penting gue puas dan pastiin lo gak mati, tapi gak bisa ngapa-ngapain seumur hidup. Atau bisa di sebut, lumpuh dan penyakitan." Terdengar mengerikan, Jendral benar-benar mengerikan.

"Lepas," kata Sherina menarik tangannya.

Jendral melepaskan tangan itu dengan santai, Sherina mendorong Jendral melarikan diri. Namun ketika dia sudah dekat dengan pintu, kakinya terhenti saat mendengar ucapan gila dari Jendral.

TRIPLETS D [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang