DUA PULUH DELAPAN

18.2K 2.6K 403
                                    

Jangan lupa vote dan komen, ya.

••••

Rabu 06.50 AM

"Mas yakin mau sekolah?" tanya Yoza pada Dipta yang tengah sarapan bersama Ayres dan Ditya.

"Mas baik-baik aja kok, bunda tenang aja," jawab Dipta.

"Tenang, bunda. Ada abang yang jagain mas di sekolah," kata Ditya menepuk dadanya. "Ngomong-ngomong, Difya mana?"

"Difya masih tidur," jawab Yoza.

"Kenapa gak di bangunin?" tanya Dipta.

Yoza melirik Ayres sebentar lalu tersenyum. "Tadi subuh Difya gak bisa tidur katanya, jadi dia baru tidur lagi tadi. Biarin dia tidur dulu," jawab Yoza. "Ayo buruan makan terus berangkat."

Dipta dan Ditya mengangguk, lalu keduanya segera berangkat sekolah setelah menyelesaikan makan. Ayres meminta kedua anaknya di antar saja, dia takut jika Dipta pusing tiba-tiba dan malah celaka saat membawa motor, untungnya kedua anak itu setuju. Saat sampai, Dipta dan Ditya segera menuju kelas masing-masing. Saat sampai di kelas, Dipta di sambut Restu dan Iki.

"Gue sampai duluan, dong," kata Iki berbangga diri.

Dipta tersenyum tipis.

"Nanti malam anak-anak ngajak ke markas," kata Restu. "Ya soalnya udah lama juga kita gak ke markas lagi, kalau lo gak bisa ya gak apa-apa."

"Gue usahain datang, bosan juga di rumah terus," kata Dipta.

"Ki, gimana Anjas? Udah gak dekat-dekat lagi, kan?" tanya Rifki yang baru masuk kelas.

Iki menggeleng. "Gak pernah muncul lagi, Alhamdulillah banget. Kayaknya rencana Rts berhasil."

"Harus berterimakasih," ujar Restu. "Udah lo jajanin belum tu cewek?"

Iki menggeleng lagi. "Gak pernah dia minta jajan," jawab Iki.

"Kata-kata dia waktu itu cuma bercandaan doang," ujar Dipta. "Dia gak mungkin tolongin lo cuma karena minta upah."

Mereka semua mengangguk, lagi pula Rts memang gadis yang baik, hanya mulutnya saja yang sedikit susah di rem jika sudah berbicara.

••••

Sedangkan di rumah, Yoza tengah terduduk di meja makan sendirian. Dia berbohong, Difya bukan tidak bisa tidur saat subuh, tapi Difya tengah mengurung dirinya.

Saat pagi, Yoza mendapati Difya tengah duduk di ranjangnya tanpa melakukan apapun. Saat Yoza mendekat, dia terkejut karena Difya malah menjauh. Ternyata gadis itu tengah kebingungan, dia terbangun dengan kepala yang terasa sakit.

Hal yang paling menyakitkan bagi Yoza adalah pertanyaan pertama yang Difya ajukan untuknya.

"Tante siapa?"

Itulah yang Difya tanyakan dan mampu membuat Yoza terdiam dan ketakutan, anaknya sudah mulai melupakan dia juga.

"Ya Allah," lirih Yoza memijat keningnya.

Tap tap tap

Suara langkah kaki terdengar menuruni tangga, Yoza langsung menatap Difya yang berjalan turun.

"Mau kemana, sayang?" tanya Yoza menghampiri Difya.

"Mau keluar, bunda. Difya bosan," jawab Difya.

Yoza tersenyum, setidaknya Difya masih ingat setelah di jelaskan Yoza tadi pagi.

"Jangan pergi jauh-jauh, gak boleh keluar pagar, oke?"

TRIPLETS D [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang