TIGA PULUH LIMA

28.4K 3.8K 1.6K
                                    

Jangan lupa vote dan komen, ya.

••••

Bagai di sambar petir, orang-orang yang mendapat kabar tentang kematian tiga anak kembar itu syok dan menolak untuk percaya.

Karsa dan yang lainnya terburu-buru menuju rumah sakit meski hari masih gelap. Rafi datang pertama bersama Bagas dan Renata, mereka langsung lemas melihat Ayres yang memeluk Yoza dengan terduduk di lantai.

"Astaghfirullahaladzim, CUCUKUUUUU!"

Renata histeris dan berlari memeluk tubuh dingin Difya, begitu juga dengan Bagas dan Rafi. Mereka semua menangis dan menghampiri satu persatu jenazah.

Di susul Renaldi dan Ningrum, mereka sama-sama terpukul dan menangis tak karuan.

"Ya Allah, apa ini? Kenapa bisa begini? Astaghfirullahaladzim."

Rafi mendekati Yoza, dia melihat wajah pucat dari Ayres dan Yoza. Sadar jika keduanya butuh sandaran, Rafi menarik Yoza dan memeluknya sedangkan Ayres di peluk Ningrum.

"Rafiii," lirih Yoza. "Mereka pergi, hikss..., mereka tinggalin kakak."

"Kak..," cicit Rafi mengeratkan pelukannya.

"Hikss.., kakak mau ikut mereka, aja."

"Kak, jangan ngomong gitu."

"Kakak udah gak ada harapan hidup lagi hikss.., mau ikut mas sama abang hikss.., mau ikut Difya.."

"Za," lirih Iksan berjongkok di depan Yoza dan Rafi. "Ikhlas, Za. Harus kuat. Sabar."

"Anak gue, bang. Hikss.., anaaak gueeeee..."

Sandra memeluk Yoza dari belakang, begitu juga Bella yang baru datang. Mereka semua mengelilingi Yoza berusaha memberi kekuatan.

Karsa dan Nayla sibuk menenangkan Ayres bersama yang lainnya, mereka semua berusaha kuat untuk keluarga ini.

"Sandraaaaaa.., anak-anak pergiii, anak gue hikss.., Bella tolong gue.., hikss.."

"AAAARRGGGHHH, DIPTAAAA!"

"Ayres, tenang. Astaghfirullahaladzim," ujar Karsa menggantikan Ningrum karena takut laki-laki ini akan mengamuk.

"TADI ANAK GUE UDAH SADAR. TADI DIPTA UDAH SADAR, DIA UDAH BANGUN, SAAAA... AAARGGGHHH."

"Iya, Res. Iyaa, lo harus ikhlas."

"JANGAN MINTA GUE IKHLAS," bentak Ayres membuat mereka semua terdiam. "Kalian enak hikss., Kalian gak tau gimana gueee, KALIAN GAK NGERASAIN DI TINGGAL ANAK KALIAN. GUE DI TINGGAL MEREKA BERTIGA SEKALIGUS."

Fajar menggenggam pergelangan tangan Ayres. "Keluarin semuanya," kata Fajar membuat Ayres menatapnya. "Lo emang gak bisa ikhlas sekarang, kalau gitu keluarin semuanya. Nangis aja, jangan di tahan. Tapi gue mohon, jangan di sebut dan jangan menyumpah, Res. Lebih baik lo nangis sejadi-jadinya asal jangan ngeluarin omongan yang enggak-enggak."

Ayres melemaskan badannya, dia sudah lelah. Dia sudah sampai di titik terendahnya, entah bagaimana akhirnya, dia sudah pasrah.

"Gue cuma mau anak gue," lirih Ayres.

••••

Tok tok tok

"Jendral!"

Ceklek

"Astaghfirullahaladzim, Jendral. Bangun, ada Nusa sama Juno," ujar Ajeng membangunkan anaknya.

TRIPLETS D [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora