TIGA PULUH

19.4K 2.6K 528
                                    

Jangan lupa vote dan komen, ya.

••••

Duduk di tengah-tengah ruangan dengan banyaknya lelaki di sana. Juan tengah duduk di samping Rendi, hal yang sangat membuat laki-laki itu terlihat berbeda adalah jaket yang dia gunakan. Jaket berwarna merah dengan tulisan Red Devils di punggungnya, ternyata Juan adalah salah satu bagian dari mereka.

"Gelisah banget," ujar Deon pada Juan.

Juan tersenyum miring. "Ketara banget?" tanya Juan.

"Santai aja! Kayak biasa, Juno bakal percaya sama lo. Lagian sebentar lagi kita bisa jalanin rencana kita dan lo bisa bebas gabung sama kita tanpa takut ketahuan," ujar Boy menepuk bahu Juan membuat laki-laki itu mengangguk.

"Gue bangga sama lo, Ju. Lo masih setia sama kita, bahkan sekarang lo bisa banget di andalin," kata Rendi pada Juan.

Juan mendecih. "Gue tau apa yang harus gue lakukan," katanya membuat Rendi tersenyum lebar.

"Gio," panggil Deon. "Gue masih gak habis pikir, kenapa lo lepasin mereka tadi. Seharusnya mereka bisa jauh lebih parah dari itu."

Gio hanya melirik Deon dengan pandangan dinginnya. "Gue gak akan mukul orang sakit," kata Gio. "Lagi pula itu udah cukup buktiin kita ada di atas."

"Walaupun Grexda udah berdiri jauh sebelum Red Devils di bentuk, tapi kita bisa rebut kekuasaan mereka dan jadikan Red Devils sebagai geng motor yang di takuti disini," ujar Boy merasa bangga akan dirinya sendiri. "Lo bakal jadi penerus gue," sambungnya menepuk bahu Gio.

Gio melirik Juan yang terlihat sedikit tidak nyaman dengan posisinya, dia tahu sekali jika Juan pasti merasa takut dan bingung. Tapi, itu bukan urusan Gio.

Drrrtt drrrtt

Ponsel Juan kembali berdering.

"Kayaknya lo beneran kangen sama gue," ujar Juan setelah mengangkat panggilannya.

"Gue di depan."

"Hah? Depan mana? Gue kan lagi di mall."

"Keluar sekarang."

Tubuh Juan terpaku, apalagi saat ada seorang anggota yang berlari masuk ke dalam markas.

"Bos, anak Grexda di luar."

Boy dan Deon segera berdiri, Juan terdiam di tempatnya.

"Keluar, Ju. Temui gue."

Suara dari sebrang telpon membuat Juan tersadar, dia segera keluar mengikuti langkah Boy dan teman-temannya yang lain. Saat sampai di luar, dia bisa melihat Jendral, Nusa dan tentunya Juno yang masih menggenggam ponselnya.

"Gue kecewa banget," kata Juno lalu mematikan sambungannya.

Juan menatap Juno dengan pandangan tak terbaca, namun suara Jendral membuatnya tersadar.

"Gue akui kalian emang keren," kata Jendral terlihat santai. "Grexda buruk banget sampai bisa kecolongan pengkhianat bahkan sampai di lantik jadi anggota inti."

"Baru sadar?" tanya Boy mengejek.

Jendral tersenyum miring. "Gimana, Ju. Udah merasa bangga karena bisa dapat predikat pengkhianatan terbaik?" tanya Jendral menatap tajam Juan.

"Bukannya pengkhianat ini sahabat kalian?" tanya Deon tertawa remeh sambil merangkul Juan.

"Gue gak punya sahabat kayak dia," jawab Juno dengan suara yang terdengar sangat menyakitkan.

TRIPLETS D [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن