TIGA PULUH SATU

17.9K 2.5K 368
                                    

Jangan lupa vote dan komen, ya.

••••

Tidak ada yang bisa Ditya lakukan selain menangis, meratapi nasib buruk yang menimpa dia dan para saudaranya. Terduduk di lantai yang dingin dengan banyak luka lebam di sekujur tubuhnya, Ditya tak henti-hentinya menyebut nama Dipta dan Difya.

"Dit, kita obatin luka lo juga, ya."

Paska mencoba berbicara, setelah di hubungi Ditya, dia segera mencari Ditya. Meski harus meninggalkan ibunya di mall dan meminta ibunya pulang dengan taksi, Paska langsung mencari Ditya.

"Hikss.., mas Dipta gimana, Ka?"

"Dit, sabar. Dipta lagi di tangani dokter, kita tunggu dokter keluar," ujar Paska ikut berjongkok di depan Ditya, merapikan letak topi hitam yang Ditya pakai.

"Difya, Ka. Difya di bawa Deon, hiksss."

Paska terdiam, saat mendapati Ditya dan Dipta, Paska tidak banyak bertanya dan langsung membawa mereka ke rumah sakit.

"Dit," beo Paska.

"Difya di bawa Deon, Ka. Kita di gebukin Deon sampai mas separah ini," Ditya menggenggam tangan Paska. "Tolongin gue, Ka. Tolong hikss."

Paska langsung berdiri, dia langsung menghubungi Restu sesegera mungkin.

"Halo, gue lagi di rumah sakit. Dipta sama Ditya di sini, tolong hubungi nyokap bokap si kembar, buruan kesini, Res. Keadaan buruk."

Paska mematikan sambungan, dia kembali mengutak-atik ponselnya dan menghubungi Jendral.

"Halo, bang. Bisa ke rumah sakit? R.D. berulah, Dipta drop dan parah banget, tolong, bang. Ditya ketakutan."

Paska kembali mendekati Ditya, menatap sendu temannya yang terlihat sangat menyedihkan. Napas Ditya memburu, dia merasa sesak dan itu membuat Paska panik.

"Dit, napas pelan-pelan," kata Paska sedikit khawatir.

"Aarghh, Ka. Sakit, hikss."

"Nyebut, Dit. Ingat Tuhan lo, istighfar coba."

Ditya menangis tersedu-sedu, mendengar ucapan Paska membuatnya semakin emosional. Bahkan teman yang berbeda agama dengannya lebih ingat untuk beristighfar.

"Astaghfirullahaladzim," ucap Ditya sangat pelan.

"Dipta bakal baik-baik, aja. Difya bakal baik-baik, aja. Kita bakal jemput Difya, nanti."

Ditya menatap Paska dengan pandangan sendu. "Ini salah gue, harusnya gue bisa jagain mas sama Difya."

Paska menggeleng. "Ini bukan salah, lo. Bukan salah siapa-siapa, ini salah Deon anjing itu," ujar Paska. "Jangan salahin diri lo, Dit. Gue mohon, lo tenang."

Butuh beberapa menit sampai beberapa orang datang dengan langkah terburu-buru.

"ABANG!"

Ditya dan Paska menoleh, ada Yoza dan Ayres berlari bersama Restu dan inti Grexda lainnya. Yoza langsung menghampiri Ditya, mereka semua meringis menatap kondisi Ditya.

"Abang kenapa, nak? Mas gimana?" tanya Yoza menangis. Ditya tidak menjawab, dia hanya menangis di pelukan Yoza.

"Dipta masih di tangani dokter, om." Paska berbicara pada Ayres yang terlihat sangat khawatir.

"Difya mana, bang?" tanya Ayres.

Bukannya menjawab, tangisan Ditya semakin mengeras membuat mereka semua terdiam. Ayres ikut berjongkok dan menarik Ditya dari Yoza.

TRIPLETS D [END]Where stories live. Discover now