Kejutan

5.6K 785 10
                                    

Yang bikin stres dan lelah itu bukan karena suatu masalah yang tengah terjadi . Tapi karena kita terlalu terjebak dengan pikiran buruk yang kita ciptakan sendiri.

Rangga Ini Anya
@Sarifatulhusna09
.
.
.

Setelah mencari hadiah wisuda untuk Rangga ditemani Lea hingga hampir larut. Akhirnya Anya putuskan memberi Mug, buket jajanan dan sebuket anyelir merah. Anya tidak peduli dikatakan berlebihan, inilah dia, sepertinya cintanya pada Rangga yang terlalu berlebihan.

Seengaknya sebelum Rangga pergi ia meninggalkan sesuatu. Diterima atau tidak, berakhir dijaga atau enggak, Anya tidak akan memikirkan. Hari Sabtu, tepat hari wisuda Rangga. Aula universitas begitu sesak oleh mahasiswa yang sebentar lagi akan bergelar Sarjana. Kursi tribun tak kalah sesak dipenuhi keluarga.

Karena tidak bisa masuk, terpaksa menunggu berlama hingga rangkaian wisuda berakhir. Dia yang kini berbalut gamis coklat moca dipadu hijab berwarna cokelat susu, berdiri menggenggam hadiahnya.

Disampingnya ada Lea yang ikut membantu. Kali ini sahabatnya itu mendukung berhubung Rangga tidak akan lagi terlihat di pelupuk mata. Lea sendiri memegang Mug punya Anya. Kini keduanya tengah duduk di tepian beton bunga.

"Masih lama nggak ya, Nya?"

Anya menggeleng kecil. Sudah hampir satu jam lebih. Belum ada satupun mahasiswa berjubah wisuda tampak keluar dari aula. Mereka sendiri sudah mulai kepanasan, walaupun terlindungi bawah pohon. Cuaca hari ini cukup terik.

"Gue ke toilet dulu ya, Nya. Kebelet."

"Ikut."

"Nggak. Ntar kalau Kak Rangga keluar, gimana?" Benar juga. Percuma kalau dia sampai kehilangan Rangga. Mendapat anggukan darinya, Lea menaruh mug di samping Anya, meninggalkannya yang tak bosan melihat pintu aula.

Selang lima menit, dua sudut bibir Anya naik melihat seniornya keluar. Ia segera berdiri dengan gugup. Wajah mereka begitu berseri, dengan senyum bahagia yang tak luntur. Nampak kelegaan besar dari wajah-wajah perjuangan itu. Akhirnya bergelar setelah berjuang selama beberapa tahun mengenyam pendidikan di dunia perkuliahan.

Sorak memenuhi sekitar. Lagu dan kehebohan langsung mendominasi. Para wisudawan menemui keluarga mereka di luar, ada yang berkumpul dengan teman seperjuangan atau junior dan berfoto bersama.

Ah Anya jadi ikut bahagia. Tapi bola matanya berusaha mencari sosok Rangga. Mana ya?

"Rangga, Rangga!"

Anya langsung mencari arah sumber suara. Iris matanya menangkap sosok Rangga dengan jubah wisudawan berjalan lurus ke gerombolan temannya. Senyum Anya terlukis, tiada henti diperhatikannya wajah sumringah Rangga.

Hatinya kian berdebar melihat senyum Rangga kian terlukis. Cowok pemilik senyum menawan itu kini tengah berfoto ria dan melempar topi wisuda bersama. Anya mengulum bibir gugup, segera mengambil mug-nya, membawa tiga hadiahnya dan menyusul Rangga dengan lambat.

Ia belum berani mendekat. Ia bergeming di bawah pohon, masih memantau Rangga. Anya akan ke sana nanti kalau teman-teman Rangga pergi. Sekarang cukup dia nikmati dulu bagaimana tawa Rangga bersama teman-temannya.

Senyum itu sungguh menular. Anya terus tersenyum pada satu titik. Senyum Rangga yang membuat dunianya beralih. Sosok Rangga yang membuat dunianya lebih berwarna.

Cukup lama menunggu, begitu Rangga pamit kepada teman-temannya. Anya segera mendekat, tapi ia keduluan seorang senior yang waktu ia lihat ngobrol bersama Rangga. Senior cewek itu tampak kian cantik dengan olesan make up tipis, ternyata satu angkatan dengan Kak Rangga. Sama-sama diwisuda.

"Rangga selamat!" Bagaimana senyum manis itu terukir untuk Rangga membuat perasaanya nyeri, terlebih ketika Rangga juga balas tersenyum. Anya mengigit bibirnya, memperhatikan interaksi mereka berdua.

Sebuah bunga disodorkan kepada Rangga. Anya tercekat, menatap buket bunganya yang tak seberapa. Wajahnya berubah begitu meneliti penampilan senior ceweknya itu.

Cantik dengan kulit putih bersih, bula matanya lentik, ketika tersenyum begitu manis dengan gigi gingsul, hidungnya begitu mancung. Perasaannya mencolos. Anya bergerak mundur. Rasanya begitu sesak. Apa yang sempat dia pikirkan?

Keluarga Kak Rangga datang selang beberapa saat. Mereka bercengkrama, berfoto dan tertawa. Bahkan keluarga Rangga begitu akrab dengan senior Itu. Wanita cantik berbalut gamis borkat berwarna abu-abu- yang Anya kira ibunya Kak Rangga- tersenyum manis sambil merangkul senior ceweknya.

Anya menahan nyeri di hatinya. Pikiran buruk berkeliaran di otaknya. Jika saja cewek itu pacarnya Kak Rangga? Tunangan? Ia menggeleng perih. Melihat kedekatan hubungan dengan keluarga itu mungkin saja kan keduanya sudah ada hubungan spesial.

Lihatlah diri Anya.

Siapa dia berani memberikan ini pada Rangga? Ia bahkan tidak bisa dibandingkan. Nggak ada alasan Rangga harus menerima hadiahnya, Bahkan mereka tidak saling kenalkan? Berbeda dengan wanita cantik yang kini tangannya digenggam Rangga.

Jadi benarkah praduganya?

Hancur.

Hatinya Anya sakit.

"Anya?"

Anya menoleh, linglung. Lea berdiri di sampingnya. Ia segera menaruh hadiahnya di bangku yang ia lihat, lalu menarik Lea sejauh mungkin sebelum Rangga melihat mereka. Tanpa Anya tahu, Rangga sudah melihat begitu Anya menaruh mug, buket bingkisan dan bunga.

"Anya tadi kak Rangga loh."

Anya melepas tarikannya begitu jauh. Air matanya lolos. Matanya sendu, memancarkan pilu.

"Anya ... kenapa?"

Anya menjatuhkan dirinya, berjongkok dan menyembunyikan wajahnya di lutut. Ia terisak. Lea ikut jongkok dan membawa Anya ke dalam pelukannya.

"Anya ...."

"Sakit Ya, sakit," lirihnya terisak. Lea mengelus punggungnya, memberi ketenangan.

"Apa yang terjadi?"

"Aku ... aku nggak seharusnya berharap. Dia lebih cantik, aku ... aku ... aku nggak ada apa-apanya. Kak Rangga sudah punya cewek lain. Kenapa sesesak ini Lea?"

Seharusnya ia dengarkan kata Lea. Pada akhirnya akan se-menyakitkan ini terlalu mencinta. Anya tidak pantas untuk Rangga. Anya benar-benar tidak pantas.

Ia hanya sejumput rumput yang tidak terlirik dan tak bernilai.

	Ia hanya sejumput rumput yang tidak terlirik dan tak bernilai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Besok update lagi? Mau?

Komentar next yuk di sini
Syukron Jazakumullah Khairan 💙

Rangga Ini Anya- ENDWhere stories live. Discover now