Kakak nggak suka, Anya

6.2K 607 15
                                    

Bukan tidak menganggapmu melihat Wanita dari segi fisik. Aku tahu kamu laki-laki baik yang tidak mempedulikan kekuranganku. Namun hakikatnya, bukankah fisik akan tetap dilihat pria? Aku hanya takut untuk kehilanganmu.

Rangga Ini Anya
@Sarifatulhusna09

.
.
.

Karena hujan tidak kunjung reda, mereka terpaksa menunggu di koridor kampus. Keduanya duduk bersebelahan, menatapi setiap tetes hujan yang pada hakikatnya adalah rahmat Tuhan.

Anya memeluk dirinya begitu angin kian berembus kencang, menerbangkan rintik hujan ke arah mereka.

"Dingin?" Anya menoleh. Rangga meniup tangannya, menggosokkan beberapa saat lalu menggenggam tangannya. Seolah tengah berada didekat hangatnya api, tubuhnya seketika panas.

"Gimana?"

Anya mengangguk malu. Kali ini Rangga mengubah posisi hingga keduanya berhadapan, meniup-niup tangan Anya tanpa mengalihkan pandang.

Anya salah tingkah kak Rangga.

Netra mereka berselobok lama. Di tengah dingin dan derasnya hujan, perasaan keduanya menghangat, pipi Anya memerah, kuping Rangga pans, tapi mereka tak sedikit pun mengalihkan pandang walau jantung mereka sudah bergejolak nakal.

"Kak Rangga?"

"Hmm?"

"Dulu Anya sering lihatin Kak Rangga diam-diam. Kak Rangga tahu?"

"Tahu."

"Kak Rangga tahu?" Panik, Anya refleks menarik tangannya, Rangga menahan.

"Kak Rangga nggak Ilfeel dilihatin cewek kayak Anya. Enggak risih?"

"Awalnya nggak peduli." Jeda sejenak. Rangga menatap lama tatapan penasaran istrinya. "Sampai suatu hari Allah membuat kakak melihat kamu."

"Kok bisa?"

Rangga diam sejenak, menggilas balik ke pikirannya saat melihat Anya pertama kali. "Waktu itu Anya Akhir semester dua. Pertemuan pertama Kakak lihat Anya yang waktu habis belanja dari pasar, mau naik angkot. Dihadang Kakek yang udah renta, Anya ingat Anya kasih beberapa belanjaan Anya termasuk uang?"

Anya balik mengingat, Ia mengangguk. Sangat ingat. "Anya terus bawa kakeknya beli makan, terus pesankan Go-car. Sehabis itu Anya diam lihat uang di tangan Anya yang udah habis dan pulang jalan kaki."

"Kak Rangga kok tahu banyak?"

"Awalnya nggak sengaja lihat, tapi kak Rangga amati."

Anya menunduk malu begitu binar bangga Rangga ditujukan padanya. "Yang kedua, kakak nggak sengaja lihat Anya yang masih mukena di mushalla, lihatin sekitar dulu dan diam-diam sapu mushalla bagian perempuan. Ketiga, lagi kakak lihat Anya yang bantu cleaning servis Ketika banyak orang yang lewat aja tanpa niat bantu."

"Kak Rangga di situ?"

"Kak Rangga kebetulan lihat dan sejak itu kak Rangga penasaran sama sosok Anya dan tahu Anya yang sering lihatin Kak Rangga,"

"Anya malu ..."

Rangga terkekeh. Gemas.

"Dan kak Rangga bangga."

"Alhamdulillah tikungan di sepertiga malam Anya sukses."

"Oh ya? Jadi Kak Rangga selalu ada dalam doa Anya?"

Anya mengangguk semangat. "Anya udah sadar diri banget, Anya kalah dari perempuan lain yang lebih pantes buat Kak Rangga. Anya nggak cantik, Anya juga gak berprestasi, nggak ada yang bisa dibanggakan dari Anya." Ia diam sejenak, menatap Rangga yang tak melepas pandang. Ia mengigit bibir bagian bawahnya. "Bahkan Anya kalah dari Kak Audsty yang lebih cocok dengan Kak Rangga," lanjutnya sangat pelan.

Rangga Ini Anya- ENDWhere stories live. Discover now