Bidadari Dunia

5.6K 676 7
                                    

Siapa pun dia, tetap saja yang dicari laki-laki untuk pendamping hidupnya adalah wanita Sholehah

Rangga Ini Anya
@Sarifatulhusna09

.
.
.
.

Tiada yang lebih indah dari pernikahan yang dibalut cinta karena Allah. Apalagi pernikahan yang awal sudah membuat prinsip, untuk Allah. Mewujudkan Rumah tangga sakinah mawaddah warrahmah dan melahirkan generasi islami pejuang agama Allah.

Pernikahan bukan sekedar menyatukan dua insan, tapi sejatinya melahirkan generasi hebat yang kelak akan menjadi pedang agama. Itu semua harus dimulai dari diri setiap pasangan. Anya bersyukur mendapat imam seperti Rangga.

Dia yang biasanya sekali-kali sholat tahajjud karena sering kebabalasan. Pagi ini, kecupan di pipi membuatnya bangun seketika. Rasa panas menjalar, dua mata yang masih berat itu menangkap senyuman menawan di depan mata.

"Tahajjud yuk."

Sungguh indah paginya.

Tersadar wajahnya pasti jelek habis bangun, Anya buru-buru kabur ke kamar mandi. Rangga tersenyum kecil, sudah paham dengan pola tingkah istrinya.

Mereka melaksanakan sholat tahajjud berjamaah, berdzikir hinggga berdoa. Mendekati Azan Rangga memintanya masih di atas sajadah, Membaca istighfar. Rasa bahagia membludak, bagaimana Anya tidak begitu jatuh pada Rangga, Kesholehan Rangga membuat semua wanita tak bisa mengabaikannya.

Bahkan usai sholat subuh bersama, keduanya tilawah, bergantian. Saling menyimak. Anya sering salah karena gugup, dengan pelan Rangga membentulkan. Ketika Rangga gantian mengaji, Anya tidak sepenuhnya menyimak, bola matanya berbinar kagum menatap Rangga dengan suara merdunya.

Rangga begitu sempurna baginya.

Pukul tujuh pagi, selepas mandi dan berganti pakaian. Dua kekasih yang baru halal itu memutuskan makan di luar sekalian beli bahan masakan di pasar. Anya membalut tubuhnya dengan tunic hitam, plisket cokelat dan hijab segi empat panjang senada berwarna cokelat. Ia oleskan sedikit lip gloss biar terlihat segar. Sedang Rangga hanya mengenakan kaus biru dengan celana jeans gelap.

Anya mematut dirinya lama di depan cermin, Rangga sudah duluan ke bawah, memanaskan motor. Bersama Rangga, ia harus kelihatan sempurna. Anya tidak mau penampilannya membuat Rangga malu.

Ia yang tidak seberapa, berjalan dengan Rangga yang satu lirikan aja bikin pangling

"Udah?"

Anya buru-buru menarik sling bag-nya. Menoleh pada Rangga yang kini berdiri di ambang pintu. Anya tersenyum canggung begitu Rangga menatapnya lama dan mendekat. Tangannya saling meremas begitu mereka berdiri berhadapan.

"Bismilah istri sholehah." Rangga mengedipkan mata. Anya tersenyum malu, detik kemudian Rangga menarik pinggangnya, mengecup dahinya lama.

Anya memejamkan mata, menikmati setiap sentuhan Rangga yang membuat panas dingin.

"Yuk." Tangannya digenggam lembut, membawanya ke luar setelah mematikan lampu dan mengunci pintu. Anya menatap motor besar Rangga di depan. Rangga memang memakai motor besar. Ia ragu apa dia bisa naik?

"Bisa?"

"Anya belum pernah naik motor besar."

Rangga tersenyum kecil. Mengambil helm yang sudah dibelinya untuk Anya sebelum akad. Memasangkan helm berwarna biru itu di kepala istrinya yang mungil.

Anya menahan nafas, menatap rinci setiap lekuk wajah Rangga. Nafas Rangga menyentuh kulitnya begitu cowok itu bersuara.

"Kakak bantu naik." Rangga membelai sekilas pipinya, naik dahulu setelah memakai jaket dan helm, menyodorkan tangan membantu istri kecilnya naik ke atas motor. Anya berhati-hati. Ternyata tidak sesulit yang ia duga.

Rangga Ini Anya- ENDWhere stories live. Discover now