Anya Jangan Halu!

6.2K 729 28
                                    

Ketika lo bersyukur dengan kelebihan yang lo punya, lo nggak akan fokus lagi dengan kekurangan yang ada.

Rangga Ini Anya!
@Sarifatulhusna_

.
.
.

Selepas kepergian keluarga Kak Rangga pukul sembilan malam. Usai membahas rencana tanggal pernikahan setelah jawabannya, Kini Anya berguling di atas kasurnya dengan senyum mengambang. Bahkan bajunya belum diganti.

"Aaa Mama ...," pekiknya menungkup pipi. Membayangkan lagi kejadian malam ini kian membuatnya terbang tinggi, melayang di langit bersama buncahan yang terlalu besar.

Ah siapa sangka takdir Anya sebahagia ini? Hidupnya terasa jungkir balik. Nyaris putus asa, tapi Allah kabulkan satu pintanya. Menjadikan Kak Rangga sebagai imamnya. Anya bersyukur ia tak henti berdoa. Ia yakin ini pasti kekuatan doa.

Anya berdiri dari posisi baringnya, saking girang kini ia melompat-lompat di atas kasur menyebut nama Rangga. Mengulang lagi ucapan Rangga, "Kak Rangga ingin mengkhitbah Anya untuk jadi istri Kakak."

Kalimat itu terdengar begitu manis di telinganya, terngiang. Apalagi suara berat Rangga yang menjadi candu. Seksi.

"Anyaa jangan berisik!" teriakan Mama menghentikan gerakannya. Anya menutup mulutnya menahan senyum, mencari ponselnya untuk menghubungi satu orang yang harus ia kasih kabar gembira.

Bukan Milea

[Leaaaaa]

[Leaaa, Anya tuh senang banget]

[Kak Rangga datang ke rumah Ya!]

[Tahu ngapain?]

[Kak Rangga khitbah Anya. KHITBAH ANYAA]

[Aaa ... gue senang banget]

[Ya doa Anya terkabul]

[Anya mau nikah sama Kak Rangga]

[Kalimat Kak Rangga, "Kak Rangga ingin mengkhitbah Anya untuk jadi istri Kakak." Bikin mau pingsan]

[Huaa senangnya]

[Senang banget]

[ANYA DILAMAR]
[KAK RANGGA MINTA ANYA JADI ISTRINYA]

Spamnya baru dibaca. Anya duduk di tepi kasurnya menggerutu. Lea ini, dia kan sedang senang. Balas cepat gitu. Harapan Anya begitu Lea mengetikkan sebuah pesan, menduga sahabatnya ikut bahagia. Balasan Lea seakan ingin membangkitkan niat jahat Anya untuk membuang sahabatnya itu.

[Anya jangan halu. Tidur! Udah malam!]

Lea Jahat!

***

Pagi ini Anya sudah bertandang ke kosan Lea. Mengedor-ngedor pintu cokelat dihadapannya. Saat ini baru pukul delapan pagi. Anya ada kelas pukul sepuluh, jadi masih ada waktu untuk membuat keributan.

"Anyaa ... gue lagi tidur."

Suara serak khas bangun tidur menyambutnya seiring pintu yang terbuka. Anya memasang wajah tidak bersalah, menyelenong masuk tanpa disuruh. Kamar kos Lea cukup luas untuk ukuran satu orang. Lea memang bukan dari Jakarta. Tapi aslinya dari Medan, makanya ngekost.

Rangga Ini Anya- ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang