Anya Bikin Gemas

7.1K 767 566
                                    

Pembaca jangan marah-marah
Nanti cepat lekas tua ...

Hayo tuh😂 ... ceritanya nggak bakal seperti yang kalian kira kok. Nikmati tiap part dan Kalian bakal tahu endingnya gimana.

Nah siapa nih yang nungguin notif? Kemarin maaf ya libur update. Gantinya hari ini Update pagi ya ges.

Double Update?
Kalau tembus 500 komentar ya

Ready?

***

Anya menunduk begitu Rangga kini menarik lembut tangannya memasuki rumah. Bau debu kentara begitu mereka menginjakkan kaki karena sebulan lebih tertinggal dan tidak terurus. Rangga menyalakan lampu. Lalu membalikkan badan menatap Anya.

Tanpa bicara apapun, Rangga mengunci pintu rumah dan mengendong Anya ke kamar. Anya hanya diam, wajahnya memerah walau mata gadis itu sembap dan masih terisak kecil.

"Memang dari awal perasaan itu belum ada." Rangga merebahkan tubuh Anya di Kasur. Ia duduk di lantai, menggenggam erat tangan Anya dan mendapat lekat Netra yang kini kembali menjatuhkan air mata itu.

"Tapi sayang, perlahan rasa itu tumbuh. Kenapa kak Rangga nggak ungkapkan, kak Rangga ingin meyakinkan diri dulu. Kak Rangga pasti mencintai kamu sayang. Pasti. Kamu istri kak Rangga. Kamu segalanya."

"Lalu kenapa kak Audsty?"

"Kak Rangga hanya bantu biar Audsty mau berobat."

"Tapi nggak perlu kak Rangga kan? Anya nggak suka, Anya cemburu," ucapnya lemah.

"Ini memang salah Kak Rangga. Mulai besok kak Rangga janji nggak akan nemuin Audsty lagi. Kak Rangga janji. Hanya tadi."

"Kalau Kak Rangga nemuin kak Audsty lagi?"

Rangga terdiam, ia takut untuk membuat janji yang tidak bisa ia tepati. Percakapannya dengan Ronal, senyum mengambang Audsty. Ia memejamkan mata sejenak.

"Kak Rangga nggak bisa kan?" Anya menipiskan bibirnya.

"Audsty lagi sakit Anya, sakitnya parah. Bagaimana kalau dia drop?"

"Dengan Kak Rangga gini, dengan terang-terangan kak Rangga bilang khawatir dengan dia, kak Rangga masih sayang Kak Audsty."

"Kak Rangga cuman-"

"Kak Rangga nggak tahu ini cara setan buat kita berpisah?" Anya menatap sendu. "Ujian rumah tangga. Ini ujian dari Allah, dan dengan kak Rangga gini, kak Rangga ngasih celah untuk setan."

"Anya enggak sekuat itu kak Rangga. Anya juga sakit."

"Takdir Allah. Takdir kak Audsty di tangan Allah, nggak perlu kak Rangga yang susah payah."

Rangga tertegun.

"Anya nggak mau kak Rangga dosa. Anya nggak mau," isaknya. "Kalau kak Rangga masih mencintai Kak Audsty, nikahi aja."

"Anya ... kak Rangga nggak akan lakukan itu. Itu akan menyakiti hati kamu."

"Hati Anya udah telanjur sakit juga kan kak Rangga?"

Mereka sama-sama diam. Anya yang sibuk menahan lagi isaknya dan berkali menghapus air matanya dan Rangga yang menunduk dalam.

"Anya bisa kuat. Anya bisa." Anya mendudukkan dirinya. Meyakinkan dirinya, mungkin inilah yang terbaik. Memang seharusnya dari awal Audsty dengan Rangga, bukan dengannya. Bukan.

Anya berdiri, berniat ke kamar mandi. Sebelum langkahnya sampai, tangan Rangga melingkar di depan perutnya. Kepala pria itu kini masuk ke ceruk leher kananya. Pipi mereka bersentuhan, mengalirkan getaran. Sesuatu yang basah kini jatuh ke bahunya.

Rangga Ini Anya- ENDWhere stories live. Discover now