"Dia datang, manusia pertama pembuka gerbang fiksi dan akan menghancurkan dinding dimensi."
•••
Liona, gadis berhalusinasi stadium akhir. Hobinya mengoleksi semua yang berhubungan dengan idolanya, pengin dapetin cowok fiksi, dan bercita-cita menikah...
Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
Follow INSTAGRAM
@aldirytm @paskha.id
Rp: @neon.alskr @liona.vbst @reinkarsa
Kalo mau vote (pencet bintang), internetnya dihidupkan dulu ya Sod😉
Kalo yang engga bisa vote/komen/follow itu berarti email kamu belum aktif, coba cek dulu emailnya kayak gini
Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
Pencet aktifkan akun biar akunmu bisa untuk follow, vote, dan komen👍
Happy Reading, Sod😼
~oOo~
"Ya udah ke taman aja, hayok!" anjur Liona. Di daerah sekitar situ mungkin sekitar tiga puluh meter terdapat taman yang cukup luas.
Tamara menimbang. "Eh, tapi anu...."
"Anu-anu apaan?" Liona memasukkan ponselnya ke tasnya lagi, menutupnya dengan ritsleting.
Jawabnya, "Bentar lagi kan gue mau ke stasiun."
"Halah, ini ke taman nggak lama, paling jajan doang. Lagian pemberangkatan lo kan jam empat," iming-iming Liona.
"Hmm... ya udah, deh." Tamara mengambil tas, mengeluarkan pakaian ganti yang tadi untuk dikenakan lagi.
"Sip."
~oOo~
Taman dikara dengan ukuran sebesar 50×60 meter tersebut berada di lokasi yang strategis. Di bagian timur terpampang jelas tulisan: Taman Wijaya, di tengah-tengah terdapat area untuk bermain, seperti: ayunan, jungkat-jungkit, perosotan, dan lain sebagainya.
Tidak afdal jika taman tersebut tidak memiliki bunga, hampir di sekeliling dipenuhi dengan berbagai jenis bunga yang masih segar, karena hanya di area itu yang tidak boleh menginjakkan kaki.
Di bagian luar taman tampak banyak jajanan yang biasanya diminati oleh kalangan anak hingga dewasa, mulai dari: batagor, aneka makanan aci, roti bakar, martabak, aneka bakso, berbagai minuman, dan masih banyak lagi.
