"Dia datang, manusia pertama pembuka gerbang fiksi dan akan menghancurkan dinding dimensi."
•••
Liona, gadis berhalusinasi stadium akhir. Hobinya mengoleksi semua yang berhubungan dengan idolanya, pengin dapetin cowok fiksi, dan bercita-cita menikah...
Harus follow instagram saya! @aldirytm @alskarta @paskha.id
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Hepi reding Tolong pencet logo bintang di bawah ya, manis
~oOo~
Sekarang jam menunjukkan pukul dua belas lewat seperempat menit, sepertinya ini waktu buat kembali pulang ke rumah untuk mempersiapkan sesuatu.
Neon melangkah menuju taman tempat adiknya yang masih asyik bermain. "Mita, Evo. Ayo pulang," ajaknya.
Mita yang menggengam boneka barbie menoleh ke abangnya. "Pulang? Kok, pulang sekarang, Abang?" ujarnya seperti ada rasa enggan di kedua matanya.
Neon menekuk lutut untuk jongkok sembari memegang pundak adiknya. "Mita lupa sesuatu, ya?" Ia memiringkan kepala. "Poppa sama momma kan hari ini pulang, kita bikin kejutan mau?" bujuknya.
Mita yang mendengarnya langsung teriak riang. "Yeay! Mau, Abang, mau."
Neon tersenyum, bujukannya berhasil. Ia mengusap rambutnya sembari berkata, "Ya udah sekarang pulang ya, pamit dulu sama Bu Tari sana ...." Selepas mengucapkan itu, Arevo meraih tangan Mita dan melangkah ke sana meminta pamit.
Neon, Arevo, dan Mita kini sudah berada di mobil. Adik kecil itu merasa ada yang kurang saat melihat kursi sebelahnya. "Oh, iya Bang Eyo, Kanana-nya mana?"
Neon menjawab sambil memasang seat belt, "Dia kan rumahnya deket sini, jadi tadi katanya mau pulang."
"Kok, nggak bilang ama Mita? Mita pamit dulu, ya." Baru saja hendak membuka pintu, aksinya dihentikan oleh perkataan Neon.
"Eh, Mita, nggak usah. Ini kan kita mau bikin surprise. Gapapa, tadi Abang udah bilang sama Kanana," ucapnya kongkalikong. Ia sudah merasa risih dengan kehadiran gadis itu, dengan mengusirnya secara halus mungkin tak membuat hidupnya terusik lagi.
Mita mengangguk perlahan. "Ya udah, Abang, kalo gitu."
"Woi, Alas Kaki! Lo ngapain bengong di situ?" celetuk Akhanta yang tiba-tiba datang mendapati Alastra duduk termenung di bawah pohon.
Orang yang dipanggil tersadar. "Lah, lo ngapain ke sini?"
"Lo nggak balik-balik, anjing," jawab Akhanta setelah melepas helm.
Alastra mengembuskan napas sebentar sembari memandang mobil Neon yang mulai berjalan. "Ya udah gue balik." Ia berdiri. "Nebeng, yak?" Lelaki fiksi itu langsung bertengger begitu saja yang membuat Akhanta mengimbangkan motor.
Akhanta menoleh ke belakang. "Lah, lo nggak jadi pinjem motor?"
"Eh, oh iya. Bentar gue pinjem dulu." Alastra turun, lalu melangkah ke rumah saudaranya.