Size 40: The Real World

694 150 7
                                    

Kasih bintang di pojok bawah ya sayang, happy readinh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kasih bintang di pojok bawah ya sayang, happy readinh

~oOo~

Vano mengangguk. Perkataan dari temannya itu cukup mengurangi rasa stresnya. "Gue ngerti. Thanks, Las. Gue nunggu yang lain." Ia menutup panggilan, kemudian beralih ke yang awal tadi. Hendak menghubungi Neon.

Vano menekan telepon dan Neon menerima panggilan. "Halo, Bang ...."

~oOo~

"Gimana?" Neon mempertanyakan. "Lo paham? Lo cuma bilang pura-pura aja kalo beneran dari sini. Lo temen kampus gue," tuturnya yang meminta Liona berbohong demi keselamatan dirinya.

Neon baru saja dihubungi oleh Vano untuk minta pertemuan. Ia yakin bahwa akan menanyakan soal hubungannya dengan Liona atau menguak informasi mengenai identitas gadis itu yang sebenarnya.

Mereka sekarang berada di dalam mobil yang masih ada di parkiran bawah. Sengaja Neon tidak langsung menyalakan mesin, ia ingin berbicara serius dengan Liona tanpa ada orang lain yang mendengar.

"Tapi buktinya?"

Neon menggeleng. "Nggak perlu. Mereka paling juga nggak punya bukti kalo lo bukan dari sini."

"Kalo nggak punya bukti, mereka nggak seyakin ini mau minta ketemu." Liona menyerahkan pendapat.

"Mereka cuma minta penjelasan. Kalo mereka tanya rumah lo ada di mana, jawab aja lo lagi ngekos deket rumah gue. Paham?"

Liona sepertinya harus mengiyakan jika kondisinya seperti ini. Ia mengangguk mengerti.

"Sekarang ... balik ke pertanyaan gue yang awal tadi. Sebenarnya lo kenapa bisa ada di sini?"

Liona mengoreksi, "Tadi katanya udah dikasih tau sama Mita?"

"Gue penginnya lo yang jelasin secara langsung," balas Neon yang meminta validasi. Ia belum bisa percaya penuh sebelum orang yang jadi poin itu memberi tahu sebenar-benarnya.

Liona mengembus napas perlahan. "Kemarin lusa aku udah bilang, malah kamu yang nggak percaya. Nggak inget?"

Kejadian kemarin lusa di taman rumah Neon,

Liona menjelaskan yang sebenarnya, "Aku tadi di kamarku kan ..., trus tiba-tiba ada portal gitu, aku masuk tuh ke situ buat cari kucingku, trus ya ... aku dibawa ke tempat pas mobilmu parkir tadi."

Neon memautkan alis, seperti memberi reaksi atas ucapannya barusan. "Gue nanya serius."

"Lah, aku juga serius."

"Nggak usah halu."

Neon mengernyit mengingat penjelasan darinya kemarin lusa. "Jadi itu beneran ada portal?" Memang dia tidak langsung percaya karena itu pasti juga dianggap di luar nalar bagi manusia normal.

The DimensionsWhere stories live. Discover now