Size 34: The Girl from Nowhere

1.1K 234 31
                                    

Baca chapter 33 dulu baru ini

Follow akun instagram ini yaaa
@aldirytm
@alskarta
@paskha.id

happy reading paskha!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

happy reading paskha!!

~oOo~

Ada satu hal yang sederhana, tapi amat berkesan bagi sebagian orang. Mungkin dari beberapa orang akan setuju jika hal sederhana itu adalah cara untuk membahagiakan orang tua; dengan membuat mereka tersenyum.

Tidak sampai satu tahun, rasa kangen akan menggerumuti saat sudah memasuki beberapa minggu atau sebulan. Hal itu telah dirasakan oleh keluarga Neon Alskarta. Kedua orang tua beserta adiknya; Wayangtara, yang berada di Fictoria barat sejauh ± 100 km kini akan kembali pulang.

Neon, Mita, dan Arevo hendak mengadakan kejutan untuk mereka. Bujukan Neon tadi ada baiknya juga. Tak perlu menghitung berapa bulan ditinggal, karena saat mereka pulang, harus memberi mereka sesuatu supaya terjalin kebersamaan.

Agendanya hari ini mereka akan mengadakan acara barbeque-an di belakang rumah, tentunya membutuhkan bahan karena sepertinya persediaan di rumah hampir habis karena dimakan Reinkar.

"Sosis uda, bakso uda, ayam juga uda. Apalagi ya, Bang?" Mita menunjuk satu per satu makanan yang telah dibeli. Mereka sekarang tengah berada di salah satu mal Fictoria utara.

Neon menarik dagu, memikirkan apa saja bahan yang belum dibeli. "Em ... buat hiasan mau?"

Anak kecil yang rambutnya bergelombang itu mengangguk setuju. "Boleh, Abang."

"Ya udah, kita ke sana." Neon menunjuk ke suatu toko, kemudian ia melangkah ke sana dengan diekori oleh kedua adiknya.

Mita menarik-narik ujung baju Neon. "Eh, sebentar, Abang .... Mita mau es krim." Ia menujuk tempat penjual es krim dengan berbagai varian rasa, tak jauh dari mereka berdiri.

Neon memperbolehkan, asalkan ia tidak membelikan secara rutin. Ia mengambil dompet untuk menarik uang yang bertuliskan Fictoria di situ. "Jangan banyak-banyak, ya. Nanti atit giginya," tuturnya menasihati seraya menyerahkan selembar uang tersebut.

Adiknya yang lelaki ikut tertarik. "Epo juga mauuu ..., tapi dikit aja, janji," celetuknya dengan mengeluarkan jari kelingkingnya yang mungil. Neon mengangguk, Mita langsung menarik lengan Arevo untuk mengajaknya ke sana.

Saat Neon hendak mengekori, sepasang matanya tak sengaja melihat seorang lelaki yang memiliki postur tubuh seperti adik sepupunya; Akhanta. "Lah ..., itu Akhan, kan, ya?"

Neon mendekat karena jaraknya tidak jauh, ia yakin kalau itu adiknya.

"Lo apa-apaan, orang Liona temen kampusnya Bang Neon."

Mendengar namanya disebut, Neon memiringkan kepala bingung disertai kerutan di dahi. Ia kini berada di dua meter dekatnya, sengaja tidak menyapa dulu karena ingin menyimak obrolan di telepon. Sepasang telinganya mendengar jelas meski di tengah keramaian.

The DimensionsWhere stories live. Discover now