27

9.1K 1.2K 24
                                    

Sesampainya di kelas, Letty langsung duduk di bangkunya. Kali ini, Letty kembali duduk dengan Ken. Tadinya Jefry melarang dan menyuruh Letty untuk duduk dengan dia lagi, namun Ken malah menarik paksa tangan Letty agar duduk dibangku nya.

Pembelajaran dimulai, semuanya tampak hening mendengarkan guru yang sedang menjelaskan materi.

Tak terasa sudah hampir waktunya istirahat, semua tampak tak sabar menunggu bel berbunyi.

Kringggg
Saatnya istirahat.... saatnya istirahat

Semua murid IPA 1 berseru kesenangan membuat guru yang mengajar menggelengkan kepala lelah.

"Baiklah, sampai disini pertemuan kita. Jangan lupa lengkapi catatannya." Ucap guru tersebut sembari membereskan barang-barang miliknya diatas meja.

"Iya, bu.." jawab murid-murid kompak.

"Kita lanjutkan minggu depan, ibu pamit." Lalu guru itupun pergi membuat murid-murid di kelas berhamburan keluar.

Letty masih membereskan alat tulisnya sedangkan Ken hanya melihat Letty yang tampak sibuk dengan tenang.

Teman-teman yang lain menghampiri menuju meja Ken dan Letty.

"Udah beres, Let?" Tanya Alice. Kebetulan Letty juga sudah selesai memasukkan alat tulisnya kedalam tas.

"Udah, ayo." Ajak Letty berdiri dari bangkunya, lalu menggandeng Alice dan Cassandra menuju keluar kelas. Sedangkan para laki-laki hanya mengekor di belakang.

Selama perjalanan menuju kantin, banyak sekali pandangan-pandangan yang tertuju pada mereka. Tapi mereka sama sekali tidak peduli akan hal itu.

Sesampainya di kantin, terlihat inti geng DREXTON. Ken dkk dan Letty dkk menghampiri mereka. Mereka langsung duduk di kursi yang masih kosong.

"Loh, Samuel mana?" Tanya Alice setelah menyadari tidak ada ketua geng DREXTON.

"Rapat osis." Jawab Cakra. Alice menganggukkan kepalanya mengerti.

"Berarti Angkasa juga ikut?" Tanya Letty dengan polosnya. Semua sontak mengalihkan pandangan kearah Letty.

"Yaiyalah, kan Angkasa waketos. Jadi otomatis Angkasa juga rapat dong." Jawab Lutfhi tidak kalem karna terlalu gemas dengan kepolosan Letty.

Letty mendelik kesal mendengar jawaban Lutfhi. "Biasa aja dong, kan aku cuma nanya."

"Tau nih Lutfhi, Letty kan cuma nanya. Marahin aja dia, Let." Ucap Edgar memanasi Letty agar lebih marah.

Lutfhi melempar tisu yang ada di atas meja kearah Edgar, tapi Edgar malah menghindar sehingga tisu tersebut mengenai orang yang ada di belakang Edgar. Membuat orang itu menatap tajam kearah Lutfhi, namun setelah tau siapa yang melempar, dia malah menunduk takut dan kembali seperti semula seperti tidak terjadi apa-apa.

"Wlee, ga kena." Edgar memeletkan lidahnya mengejek. Lutfhi hanya memotar bola matanya malas dengan sikap Edgar.

Tiba-tiba ada tangan yang menaruh tisu bekas lemparan Lutfhi ke samping Edgar membuat Edgar memekik kaget dan hampir terjungkal.

Karena Edgar duduk di samping Letty, jadi otomatis dia berpegangan pada Letty agar tak jatuh. Letty yang belum siap pun hanya pasrah dan siap menerima rasa sakit pada tubuhnya.

Namun dengan cepat para inti ZERIOX dan DREXTON menahan tubuh Letty dan Edgar agar tidak jatuh.

"Kalo Letty sampe lecet, gue kebiri lo!" Ancam Leon tajam.

Edgar memegang dadanya dengan jantung berdebar kencang. Sungguh, dia sangat terkejut dan dengan refleks memegang orang yang di sebelahnya. Untung para teman-temannya membantunya, kalo tidak, sudah dipastikan dia akan menjadi ayam penyet karna membuat queen mereka lecet.

"Jangan salahin gue, salahin aja tangan yang tiba-tiba nongol." Ucap Edgar membela diri.

Semuanya sontak menoleh kearah pemilik tangan tadi. Dibelakang Edgar, dia sedang menatap Ken dkk, Leon dkk, dan Letty dkk dengan tatapan polosnya. Ah, atau hanya pura-pura?

"Kenapa?" Tanya nya dengan polos. Ken dkk dan Leon dkk mengeram menahan kesal. Apalagi Ken, Zeus, Jefry, Leon dan Bryan yang kesal karna dialah yang membuat Letty hampir terluka.

"Lo sadar ga apa yang lo lakuin?" Tanya Leon dengan ketus.

Raisa mengerjapkan matanya bingung. Yap, pemilik tangan yang tiba-tiba menaruh tisu itu adalah Raisa. Jangan lupakan Atika dan Citra yang senantiasa mengikutinya di belakang.

"Emangnya kenapa?" Raisa memiringkan kepalanya bersikap sok lucu tapi malah membuat mereka jijik dan muak. Apalagi dengan murid-murid lainnya yang menatap sinis kearah Raisa.

"Kenapa lo bilang? LO SADAR GA SIH PERBUATAN LO TADI HAMPIR AJA BIKIN LETTY LUKA." Teriak Leon dengan keras membuat suasana kantin mencekam.

"Abang, udah. Ana gapapa kok." Ucap Letty mencoba menenangkan Leon. Karna jujur, Letty sedikit takut jika Leon marah. Ingat, sedikit. Karna Letty hanya takut dia tidak punya uang dan menjadi jelek.

"Gapapa kamu bilang? Kalo misalnya tadi abang dan yang lainnya ga cepet nahan kamu gimana?" Tanya Leon mencoba bersikap lembut pada Letty dan menekan amarahnya agar tidak meledak.

"Yang penting Ana gapapa kan? Lagian kalo jatuh paling lecet sama sakit dikit." Jawab Letty dengan santainya membuat hawa di kantin makin mencekam karna aura yang dikeluarkan oleh Ken dkk, Leon dkk, Alice dan Cassandra.

"Kalo lo sampe luka, jangan salahin gue kalo orang yang bikin lo luka bakal dapet luka 10 kali lipat dari yang lo rasain." Ucap Arkan dengan dingin.

Semuanya bertanya-tanya kenapa Arkan yang biasanya diam saja malah berbicara seperti itu? Apakah Arkan juga menyukai Letty? Pikir penghuni kantin itu.

Kenapa Arkan ngomong gitu? Batin Bryan.

Apa jangan-jangan Arkan juga suka sama Letty? Batin Zeus.

Jangan sampe Arkan juga suka sama Letty. Batin Ken.

Nambah lagi saingan gue. Batin Jefry pasrah.

Kalo sampe Arkan suka sama Ana, gabakal gue restuin. Batin Leon.







TBC.
--------------------------------

Jangan lupa vote and comment ya kawan-kawan🙂

♧ Terima Kasih ♧

Tanpa Peran : TRANSMIGRASI LETTYARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang