35

6.1K 561 75
                                    

Letty sudah kembali ke kamarnya. Dia duduk diatas tempat tidur sembari masih menangis sesengukan.

Arkan duduk diam di sofa kamar Letty dengan mata yang fokus pada Letty. Dia sungguh bingung bagaimana menenangkan gadis itu. Dia tak berpengalaman dalam menenangkan perempuan.

Menghela napas lelah, Arkan lalu berjalan kearah Letty.

"Udah jangan nangis, nanti mata lo bengkak." Ucap Arkan.

Letty masih saja menangis untuk meredakan kekesalannya. Sungguh, jika dia bertemu lagi dengan manusia tidak peka itu, akan Letty cakar mukanya.

"Apa yang mau lo tau? Gue jelasih deh." Hibur Arkan berharap Letty menghentikan tangisannya.

Letty mendongak melihat kearah Arkan yang berdiri di depannya. Menghentikan tangisannya dan membenarkan posisi duduknya.

"Jadi, lo sistem?" Tanya Letty dengan suara seraknya.

Arkan diam tidak menjawab, dia sungguh gemas dengan wajah Letty sehabis menangis.

Mata sembab, hidung dan pipi yang memerah, serta jangan lupakan bibir yang melengkung kebawah. Ingin rasanya Arkan memotretnya dan dijadikan walpaper ponselnya.

"ARKAN!!" Teriak Letty kesal. Sudah kesal oleh Kevan, sekarang dia kesal dengan Arkan yang tidak menjawab pertanyaannya.

Arkan tersentak, sadar dari lamunannya. Dia langsung memfokuskan tatapannya pada Letty.

"Apa?" Tanyanya dengan wajah linglung. Letty mendengus tidak suka. Lalu memukul perut Arkan yang berdiri di depannya.

"Lo ngapa ngelamun? Jawab pertanyaan gue." Ucap Letty kesal. Arkan duduk disamping Letty lalu menatapnya lekat.

"Tadi lo nanya apa?" Tanya Arkan balik.

"Gue tanya, lo sistem bukan?" Tanya Letty kembali berusaha untuk sabar. Arkan menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

"Gimana bisa?" Letty menatap Arkan tak percaya. Arkan menceritakan semua yang terjadi kepada Letty dari dia menjadi sistem, Kevan sang penulis dan lain sebagainya.

----------------------------------------

Keesokan harinya, Letty sudah bersiap dengan seragamnya. Wajahnya tampak tidak bersemangat dengan mata bengkak karena sehabis menangis kemarin, hanya raut wajah datar yang dia tampilkan saat ini.

Setelah selesai, Letty segera keluar dari kamarnya dan berjalan menuju tangga untuk turun ke lantai dasar. Sesampainya disana, dia melihat seluruh keluarganya sudah berada di meja makan. Tapi, ada seorang perempuan yang tidak Letty ketahui siapa sedang duduk di kursi yang biasa dia duduki saat makan.

Mereka tampak sedang bercanda ria dengan dengan si perempuan yang menngoceh membuat suasana tampak hidup.

Apa-apaan ini? Siapa dia? Tanya Letty bertanya dalam hatinya.

Letty berjalan mendekat kearah mereka. Tawa yang sebelumnya samar terdengar menjadi lebih jelas dengan jarak Letty yang hanya beberapa langkah lagi. Tidak sadar bahwa Letty sudah mendekat kearah mereka.

"Mom, Dad." Panggil Letty pelan. Mereka semua seketika menghentikan tawa mereka dan melihat kearah Letty.

Ada yang aneh. Ada apa dengan tatapan mereka? Kenapa mereka melihat Letty seolah Letty adalah sampah paling menjijikan di muka bumi?

"Udah bangun? Langsung berangkat aja, jangan sarapan disini." Ucap sang Mommy dengan nada datar dan tatapan sinis, tak seperti biasanya.

"Kenapa Mom? Aku buat salah? Ada apa sama kalian?" Tanya Letty tidak mengerti.

Tanpa Peran : TRANSMIGRASI LETTYARAWhere stories live. Discover now