29

8.8K 1.1K 45
                                    

Setelah itu, hening beberapa saat. Para inti ZERIOX dan DREXTON masih diam di tempat dengan pikiran masing-masing. Begitupun para murid-murid yang ada di kantin, mereka diam karna takut.

Leon menghampiri Raisa yang masih diam dengan wajah pucat karena shok. Dia langsung mencengkram dagu Raisa dengan kuat membuat Raisa meringis kesakitan.

"Lo mau kayak temen lo itu?" Tanya Leon dengan datar. Raisa dengan pelan menggelengkan kepalanya takut dan tak berani menatap kearah Leon yang seperti ingin membunuhnya.

"Maka dari itu, lo jangan ganggu dan cari gara-gara sama Letty. Kalo lo sampe kayak gitu, gue pastiin lo bakal bernasib sama kayak temen lo." Ucap Leon sembari menghempaskan kepala Raisa dengan kasar membuat Raisa terhuyung.

"Pergi lo. Jangan pernah lagi deketin kita, apalagi ganggu Letty." Usir Cakra dengan keras.

"Udah lonte, gatau malu lagi. Kalo gue jadi dia, mungkin gue udah keluar dari sekolah ini." Ucap Alice menimpali.

Raisa menunduk menahan malu dan marah. Bukan ini yang dia mau, dia ingin semua orang ada di pihaknya. Bukan malah menghinanya seperti ini.

"Zeus, lo gaada keinginan buat ngeluarin dia dari sekolah ini apa? Gue enek banget liat mukanya yang ppb itu." Ucap Jefry dengan kesal sembari memandang Raisa sengit.

Raisa masih saja menunduk. Dia sedang menahan amarahnya agar tidak meledak saat ini juga. Raisa sungguh tak ingin dirinya berakhir seperti Atika tadi.

"Nanti, kalo dia keluar, siapa yang bisa dimanfaatin buat nyumbang piala?" Jawab Zeus dengan santainya membuat Ken dkk dan Leon dkk tertawa mengejek.

"Bener juga, tapikan masih banyak murid yang lebih pinter dari dia. Lo gaada niatan buat hukum dia?" Tanya Lutfhi setelah tawanya mereda.

"Palingan beasiswanya dicabut. Tapi kalo dicabut, dia mampu bayar ga?" Bukan Zeus yang menjawab, tapi Edgar dengan nada mengejeknya.

"Lah, lo lupa? Dia kan lonte. Sekali ngangkang juga dapet duit banyak." Jawab Cakra dengan santai.

Seisi kantin tertawa terbahak-bahak. Merasa ucapan yang Cakra bilang adalah hiburan menyenangkan. Sedangkan Raisa tambah tertunduk dengan tangan mengepal kuat.

Sudah cukup. Raisa tidak kuat akan hinaan yang dia terima. Berdiri dengan keras, lalu pergi dari kantin meninggalkan murid-murid yang kini tengah menggunjingnya dengan terang-terangan.

"Kita--"

Kringggggggggggg
Pembelajaran selanjutnya akan dimulai, dimohon untuk kembali ke kelas.

Ucapan Lutfhi terpotong oleh bel masuk berbunyi. Membuat geng ZERIOX dan DREXTON kesal. Pasalnya, mereka belum makan apa-apa karna drama tadi.

"BEL SIALAN!! GUE BELUM MAKAN, LU UDAH BUNYI AJA!!" teriak Alice marah entah pada siapa sampai Letty yang sedang menunduk pun kaget karna teriakannya.

"Zeus, kasih waktu lagi dong, kita kan belum makan. Lo tega bikin Letty yang abis nangis kelaparan?" Tanya Cakra dengan sedikit memelas.

"Jangan jadikan Letty sebagai alasan. Bilang aja kalo lo laper. Apa susahnya sih." Ucap Leon dengan ketus.

"Tanpa lo ngomong juga, gue bakal nambahin waktu istirahat." Ucap Zeus dengan malas lalu mengeluarkan ponselnya, menghubungi seseorang.

"Tambah waktu istirahat. Dan cabut beasiswa atas nama Raisa Putri Aurora." Ucap Zeus lalu mematikan sambungan telpon setelah mendengar jawaban.

"TESS...TESS... PERHATIAN SEMUANYA, HARI INI, ISTIRAHAT DITAMBAH 30 MENIT. DAN JUGA, PANGGILAN KEPADA MURID ATAS NAMA RAISA PUTRI AURORA, DIMOHON UNTUK MENGHADAP KE KEPALA SEKOLAH SEKARANG JUGA. TERIMA KASIH." tak lama sebuah pengumuman terdengar keras setelah Zeus selesai menelpon membuat murid-murid lainnya kesenangan.

Tanpa Peran : TRANSMIGRASI LETTYARADove le storie prendono vita. Scoprilo ora