34

6.9K 786 57
                                    

"Kenapa lo bisa ngelakuin apapun di dunia ini?"

"Karna gue penulis novel ini." Jawab Kevan dengan santai.

"HA?!!" Teriak Letty terkejut. Bahkan Arkan juga terkejut karna mendengar teriakan Letty.

"Santai dong Let, kuping gue sakit denger teriakan lo." Ucap Arkan kesal sembari menggosok telinganya yang berdengung.

"Ya, gimana ga santai, orang dia bilang, dia penulis novelnya." Balas Letty sama kesalnya sembari menunjuk Kevan dengan jari telunjuknya.

"Emangnya kenapa kalo gue penulis novelnya?" Tanya Kevan polos sembari menggaruk pipinya yang tak gatal.

"Tau ga?!! Gue kesel sama novel yang lo buat itu!! Masa lo bikin my fav gue meninggoy!" Jawab Letty marah.

"My fav? Siapa?" Tanya Kevan melirik Arkan yang sama juga meliriknya.

"Samuel, siapa lagi?" Bukan Letty yang menjawab, namun Arkan. Kevan menganggukkan kepala mengerti.

"Yaelah, tapi kan sekarang lo bisa ketemu trus Samuel juga ga meninggoy kan? Santai aja udah." Ucap Kevan sembari memasukkan cookies kedalam mulutnya.

"Iyasih, tapi kok, sikap Samuel di novel sama di dunia ini beda ya?" Tanya Letty penasaran.

"Karna lo masuk kesini, jadi alur yang seharusnya terjadi, ga terjadi." Jawab Kevan. Letty menganggukkan kepala mengerti.

"Bentar, lo ga inget sama gue, Let." Ucap Arkan. Letty menoleh kearah Arkan dengan tatapan bingung.

"Ini ada apa lagi? Arkan sebenernya siapa?" Tanya Letty frustasi.

"Otak kecil gue ga nyaring pembahasan yang kalian bahas tadi." Lanjutnya.

"Beneran lo lupa sama Arkan? Wahh, kasian banget nasib lo, Ar." Ejek Kevan. Arkan mendengus sebal lantas menatap Letty dengan tatapan tak terima.

"Lo beneran ga inget gue, Let?" Tanya Arkan sekali lagi.

Letty yang sedang berusaha keras berpikir mengalihkan pandangannya terhadap Arkan, dia lalu menggeleng menjawab pertanyaan Arkan.

"Coba lo ceritain ke gue, emang lo siapa gue di dunia nyata? Gue ga inget apa-apa bangsat!" Ucap Letty sembari mengacak rambutnya kesal.

Arkan dan Kevan yang melihat itu saling melirik, seperti melakukan komunikasi batin. Tak lama, Kevan mengangguk.

"Oke, bakal gue ceritain." Ucap Arkan. Letty sontak memfokuskan tatapan kepada Arkan.

"Sebenernya, gue......" ucap Arkan menghentikan ucapannya. Membuat Letty kesal setengah mati.

"Cepetan dong kasih tau! Jangan bikin orang penasaran!" Amuk Letty. Kevan dan Arkan tertawa dalam hati melihat kekesalan Letty.

"Sabar elah, ga sabaran banget lo." Celetuk Kevan membuat emosi Letty sudah di ujung tanduk.

"Diem lo kutil kuda, gue ga ngomong sama lo!" Balas Letty dingin.

"Najisin banget. Jangan di kasih tau Ar, biarin dia penasaran sampe mampus." Ucap Kevan sembari mendelik kesal.

Letty yang mendengarnya tidak peduli. Di malah terus mendesak Arkan untuk mengatakan yang sebenarnya.

"Bener kata Kevan, gue ga bakal cerita." Ucap Arkan.

Letty yang mendengar ucapan Arkan terdiam seketika. Dia menundukkan kepala membuat rambutnya menutupi wajah.

Arkan dan Kevan yang asalnya tidak menghiraukan Letty jadi panik ketika mendengar suara isak tangis kecil keluar dari mulut Letty.

"Yah, yah, kok nangis? Jangan nangis dong, Let. Maaf deh, gue cuma iseng aja tadi." Panik Kevan sembari berusaha menenangkan Letty.

"Iya, gue bakal cerita kok. Jangan nangis ya." Bujuk Arkan sembari mengusap rambut Letty pelan.

Letty masih saja menangis sesengukan tidak menghiraukan ucapan kedua orang itu. Bagaimana dia tidak menangis? Kalian pasti pernah merasakan rasa kesal yang sangat besar sampai ingin melampiaskannya tapi tak tau harus apa, sampai akhirnya kalian memilih menangis untuk menghilangkan rasa kesal itu. Itulah yang Letty rasakan sekarang.

Arkan dan Kevan masih panik berusaha menenangkan Letty dan saling menyalahkan atas penyebab Letty menangis.

Letty tiba-tiba berdiri dari duduknya, membuat Kevan dan Arkan yang sibuk saling menyalahkan menatap kearah Letty.

"Kenapa, Let?" Tanya Kevan. Letty melirik kearah Kevan dengan keadaan yang sangat memprihatinkan.

Pipi dan hidung yang memerah, mata sedikit bengkak karna menangis, dan beberapa helai rambut yang menempel di pipi gadis itu.

"Gue mau pulang." Jawab Letty dengan suara seraknya. Kevan menganggukan kepalanya mengerti.

"Kalo mau pulang, ya pulang aja. Kenapa lo malah bilang ke gue?" Tanya Kevan dengan polosnya.

Arkan yang mendengar ucapan Kevan menepuk jidatnya kasar. Mata Letty kembali berkaca-kaca bersiap untuk menangis.

"GIMANA GUE MAU PULANG KALO GUE GATAU CARANYA GIMANA!!" teriak Letty frustasi. Kevan mengedipkan matanya polos mendengar teriakan Letty.

"Gampang, tinggal keluar dari sini." Jawabnya masih tidak memahami situasi saat ini.

Letty benar-benar kesal sekarang, dia malah tambah menangis dengan kencang membuat Arkan kewalahan mengahadapi sikap polos Kevan dan tangisan kesal Letty.

"Udah jangan nangis. Ayo, gue anter lo pulang." Ucap Arkan seraya berdiri dan membawa Letty ke ruangan yang sama dengan Letty datang pada awalnya.

Tapi sebelum itu, Arkan menoleh kearah Kevan yang masih menatap dirinya dan Letty dengan tatapan bingung.

"Lo harus lebih peka sama keadaan sekitar. Pantes jomblo terus." Ucap Arkan lalu membawa Letty masuk keruangan itu.

"Lah, salah gue apa?" Tanya Kevan pada dirinya sendiri.
















TBC.
--------------------------------

Akhirnya😭

Maaf banget lama update🙏

Makasih buat yang masih setia baca dan nunggu cerita ini.

Jujur aja pikiranku buntu tentang cerita ini, karna kelamaan ga nulis ceritanya. Mana ku itung-itung aku update sebulan sekali😭

Kerjaan banyak banget sampe ga terkendali😥
Mana banyak yang berhenti kerja lagi akhir-akhir ini😣😭



Jangan lupa vote and comment ya kawan-kawan🙂

♧ Terima Kasih ♧

Tanpa Peran : TRANSMIGRASI LETTYARAΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα