E P I L O G U E

874 85 23
                                    

Seulgi terbangun dari tidurnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seulgi terbangun dari tidurnya. Matanya tertuju pada jam dinding yang menunjukan pukul 12 malam. Kerongkongannnya terasa kering. Seulgi beranjak dari ranjang untuk mengambil minum di dapur. Seulgi merasa sepi saat berjalan menuruni tangga. Apartemen sebesar ini sekarang hanya berisi dirinya saja. Karena memang suaminya yang hanya akan memerlukan pembantu jika ia panggil saja. Tentang suaminya, dia masih bekerja. Memang akhir-akhir dia pulang larut malam karena pekerjaannya. Seulgi tentu mengerti, karena ia pernah menjadi sekretaris dari suaminya, dulu. Sekarang? Seulgi hanya berdiam diri dirumah.

Seulgi kembali kekamar setelah mengambil air dari dapur. "Jimin,"

Jimin berbalik dan menatap Seulgi. Bisa Seulgi liat wajah letih Jimin. Seulgi merasa kasihan karena Jimin selalu bekerja keras untuknya. Jika saja Seulgi masih menjadi sekretarisnya, maka ia bisa merasakan rasa letih yang sama seperti Jimin. Tapi tidak, semenjak mereka menikah enam bulan lalu setelah melewati masa-masa sulit, Jimin tidak mengizinkan Seulgi untuk menjadi sekretarisnya lagi walaupun ia masih sanggup. Selain Jimin sudah mendapat sekretaris baru, ia juga ingin Seulgi hanya fokus untuk mengurusnya saja.

"Sayang? Darimana kau? Kenapa belum tidur? Sudah kubilang jangan menungguku." ujar Jimin lesu setelah berbalik mendapati istrinya masuk kekamar.

"A-aku terbangun karena haus." jawab Seulgi menunjukan gelasnya.

Seulgi meletakkan gelasnya dimeja lalu mendekati Jimin untuk melakukan tugasnya sebagai istri. Jari lentik Seulgi melepas ikatan dasi yang terikat dileher Jimin.

"Kau sudah makan?" tanya Seulgi tanpa melihat wajah Jimin. Berbeda dengan Jimin yang tengah menatap lekat wajah Seulgi.

"Iya, aku sudah makan."

"Jangan berbohong." Seulgi tahu Jimin sering melewatkan waktu makannya.

"Seulgi, aku tidak berbohong." elak Jimin.

Seulgi mendongak dan berganti melepas jas dan ikat pinggang milik Jimin. "Kau tampak letih, mau kubuatkan teh atau kopi?"

"Tidak perlu, tetaplah disini."

Seulgi tersenyum dan mengangguk. Seulgi masuk ke ruang wardrop untuk menyimpan dasi dan ikat pinggang Jimin. Jimin pun mengikutinya untuk mengangganti pakaiannya.

"Jika aku tidak mandi malam ini apa kau keberatan?"

Seulgi terkekeh, "Kenapa aku harus keberatan? Kau pasti sangat letih sekali kan."

"Mungkin saja kau tidak mau tidur dengan orang yang belum mandi."

"Kau mengatakan itu seperti kita baru menikah saja, aku sudah terbiasa, Jimin. Dan kau tetap wangi walau belum mandi tiga hari."

Jimin tersenyum. Istrinya pandai membuatnya salah tingkah seperti ini.

"Seulgi, ayo tidur." jimin menarik tangan Seulgi dan membawanya kedekapannya diatas ranjang.

MY ARROGANT BOSS Where stories live. Discover now