21: SHOULD I STOP?

1.9K 247 104
                                    

Setelah kejadian di Singapore beberapa hari lalu, Seulgi mencoba membuka hatinya dan juga membiasakan diri dengan sikap manis Jimin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah kejadian di Singapore beberapa hari lalu, Seulgi mencoba membuka hatinya dan juga membiasakan diri dengan sikap manis Jimin. Dan juga, banyak yang ingin Seulgi buktikan, seperti kesungguhan Jimin dan juga perasaannya yang hanya sekedar suka atau memang ia jatuh cinta pada atasannya itu.

Lamunan Seulgi buyar saat pintu diruangan kerjanya terbuka memperlihatkan sosok yang sudah membuat hatinya bergemuruh. Seulgi memandang tanya pria yang berjalan mendekatinya dengan senyuman manisnya.

"Jam kerja sudah usai, kenapa belum pulang? Apa kau sedang menunggu direktur tampan ini menjemputmu dulu hm?"

Seulgi mengerjap. Sejak kapan atasannya menjadi sangat percaya diri sekali membanggakan ketampanannya yang sialnya memang benar adanya.

"A-apa maksud anda?" tanya Seulgi kikuk. Ya walaupun ia sudah cukup terbiasa dengan sikap manis atau gombalannya tapi terkadang keadaan ini cukup membuatnya merasa canggung ataupun malu.

"Tidak perlu gugup seperti itu, manis. Ayo kita pulang." Jimin dengan senyum menggodanya menarik tangan Seulgi dan keluar dari ruang kerja milik Seulgi.

Saat lift terbuka, segera Jimin keluar dengan menggenggam tangan Seulgi. Seulgi pun hanya menunduk takut saat karyawan lain menatap mereka penasaran.

"Sajangnim, tidak perlu menggenggam tangan saya, banyak karyawan anda yang melihat kita." lirih Seulgi yang hanya didengar oleh Jimin.

"Aku tidak peduli. Toh, ini juga perusahaanku, jadi tidak ada yang berani membicarakanku denganmu." Jimin tetap melanjutkan langkahnya dengan wajah datar tidak memperdulikan pandangan karyawannya.

Disinilah mereka sekarang, di apartemen milik Seulgi. Sekarang, Jimin memang sering mampir ke apartemen Seulgi saat mengantarnya pulang. Bahkan, Jimin juga selalu menumpang makan malam di apartemen milik Seulgi dengan alasan malas untuk memasak sendiri ataupun memesan. Dan lalu, pulang setelah selesai makan malam. Sungguh menyebalkan bukan?

Jimin sangat bosan sekarang karena harus menunggu Seulgi yang sedang memasak didapur. Seulgi sesekali pun melirik Jimin yang sedang duduk diruang tamu, ia tahu jika atasannya itu sedang bosan tapi Seulgi mencoba tidak peduli.

Seketika ide jahil pun terlintas di pikiran Jimin. Ia pun berjalan mendekati Seulgi yang sedang fokus memotong sesuatu yang tidak Jimin ketahui.

Seulgi tersentak ketika terdapat sepasang tangan melingkar diperutnya. Jika Seulgi lengah mungkin pisau yang ia pegang akan terlempar entah kemana.

"Astaga! Anda membuat saya terkejut." Seulgi sedikit kesal.

"Kau terkejut, sayang?" goda Jimin dengan dagunya bertumpu pada bahu Seulgi.

Seulgi menghela nafasnya jengah. Bukannya tersipu, Seulgi justru terlihat malas untuk menanggapinya. Bukankah sudah dikatakan jika Seulgi sudah terbiasa dengan gombalan milik Jimin.

MY ARROGANT BOSS Where stories live. Discover now