[COMPLETE]
Dibawah langit senja kita bertemu dan disaat itulah aku mulai terbelenggu pada semua yang ada pada dirimu.
1# in seulmin [12-12-21]
written by : redhathena
cover by : redhathena
[26 Sep 19 - 21 sep 21]
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini cuaca terlihat cerah membuat Seulgi terlihat sumringah. Tidak, hari ini tidak ada yang spesial. Semuanya terlihat biasa saja, begitu juga dengan pekerjaannya. Mempersiapkan bahan untuk rapat dan menemani atasannya sebagai sekertaris yang baik. Hanya saja sikap atasannya kepadanya yang membuatnya sedikit waswas. Terkadang bersikap dingin menakutkan tapi juga bersikap manis kepadanya. Seulgi tidak ingin terlalu memikirkannya.
"Kang Seulgi, makan siang bersamaku setelah ini!" perintah Jimin dengan mata yang fokus pada berkas ditangannya.
"Baik, Sajangnim. Anda ingin makan apa?" tanya Seulgi pelan.
"Terserah kau." Seulgi hanya mengangguk mengerti yang tidak dapat dilihat Jimin.
Dengan segera Seulgi mengangguk dan pamit melaksanakan perintah Jimin. Dengan kesal Seulgi meninggalkan ruangan Jimin dengan merucutkan bibirnya. Jimin tersenyum tipis melihatnya dan kembali fokus pada pekerjaannya.
~~~
"Seulgi-ah!" Seulgi berbalik untuk melihat siapa yang sudah memanggilnya.
"Jaebum?" Seulgi tersenyum melihat Jaebum mendekatinya.
"Ada apa?" tanya Seulgi.
"Aku ingin mengajakmu makan siang, kali ini aku yang traktir. Apa kau mau?" Tawar Jaebum dengan senyum mengembang.
Senyuman Seulgi memudar saat mendengar tawaran Jaebum. Ingatannya muncul dimana Jimin murka saat dia makan siang bersama Jaebum. Itu sangat menakutkan.
"Ah maaf, Jaebum-ah. Aku tidak bisa. Ada pekerjaan yang harus aku selesaikan. Maaf." bohong Seulgi. Wajahnya terlihat menyesal menolak ajakan Jaebum.
Sama dengan Jaebum. Pria itu terlihat kecewa.
"Tidak apa. Kalau begitu lain kali saja. Aku akan memaksa Jisoo untuk makan siang bersamaku." jawab Jaebum terkekeh.
"Baiklah, kau begitu bolehkah aku pergi?" tanya Seulgi dengan nada bercanda.
"Tentu saja." Jaebum tersenyum.
Jaebum menatap punggung Seulgi yang menjauh darinya.