19: SINGAPORE

1.9K 269 82
                                    

Hari dimana Seulgi harus keluar negeri menemani atasannya untuk pertemuan antar direktur pun tiba

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari dimana Seulgi harus keluar negeri menemani atasannya untuk pertemuan antar direktur pun tiba. Mereka mengambil penerbangan pagi. Dan besoknya adalah jadwal pertemuannya.

Ketika dalam perjalanan ke hotel yang akan mereka tempati, Jimin sempat berpikir sesuatu.

"Kang Seulgi!" panggil Jimin tegas.

"Ya, Sajangnim?" Seulgi menatap Jimin penasaran.

"Bagaimana jika kita pesan satu kamar saja?" tanya Jimin serius.

Seulgi melongo tidak percaya.

"Tapi--"

"Apa kau tidak mau?" tanya Jimin datar.

Bibir Seulgi seolah terlalu kelu untuk menjawabnya. Entah kenapa Seulgi tidak bisa menjawabnya.

"Kau tidak menjawab, itu berarti kau setuju jika aku hanya memesan satu kamar saja." Seulgi yang mendengar itu langsung gelagapan.

"Aku tidak suka jika kau akan berubah pikiran." Seulgi bungkam, tidak berani untuk membuka suaranya. Jimin yang melihat itu hanya tersenyum puas.

~~~

Seperti perkataan Jimin, mereka benar-benar satu kamar. Hal itu membuat Seulgi khawatir sekaligus takut. Tapi yang aneh Seulgi tidak tahu penyebabnya.

Saat ini Seulgi sedang berpikir dengan duduk di sofa, sedangkan Jimin sedang memainkan ponselnya dengan duduk bersandar disandaran ranjang. Jimin yang melihat Seulgi hanya diam disofa pun kebingungan.

"Kau tidak tidur? Jangan sampai besok kita terlambat." perkataan Jimin membuyarkan lamunan Seulgi.

"Ah iya, Sajangnim. Saya akan tidur." jawab Seulgi gugup.

Sampai kemudian Jimin dibuat kebingungan dengan tindakan Seulgi.

"Apa yang akan kau lakukan?" tanya Jimin penasaran saat Seulgi menghampirinya untuk mengambil bantal.

"Tidur." jawab Seulgi santai.

"Lalu kenapa kau mengambil bantal? Dimana kau akan tidur."

"Di sofa."

"Kau yakin?" Jimin menaikkan satu alisnya. Seulgi mengangguk mantap.

"Baiklah." Jimin menghela nafasnya. Tidak peduli dengan apa yang akan dilakukan Seulgi.

Memang Jimin berpikir tidak akan peduli, tapi sepertinya ia tidak bisa jika harus mengabaikannya. Nyatanya Jimin selalu memperhatikannya bagaimana Seulgi yang berusaha tidur di sofa tersebut.

MY ARROGANT BOSS Where stories live. Discover now