10: DRESS AND COAT

2K 224 28
                                    

Jimin terdiam di kursi kebesarannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jimin terdiam di kursi kebesarannya. Dia memainkan bolpoin mahalnya sebelum menghubungi Seulgi untuk keruangannya.

Seulgi mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum atasannya mengizinkannya masuk. Sampai setelah Seulgi sudah berada dihadapan Jimin saat ini.

"Ada perlu apa anda memanggil saya, Sajangnim?"

"Bukankah malam ini aku diundang ke pesta milik Tuan Lee?" Jimin menatap Seulgi lamat. Ah, Seulgi sudah terbiasa semenjak tempo hari.

"Iya, Sajangnim. Saya sudah menyampaikan undangan itu pada anda."

"Kau temani aku nanti malam."

"Ya?" Seulgi mengerjapkan matanya.

"Kau tak dengar? Temani aku malam ini." titah Jimin.

Jimin mengamati jam tangannya sebelum dia berdiri dari kursinya.

"Kita ke apartemenku sekarang!" ucap Jimin datar lalu meraih tangan Seulgi dan menariknya. Seulgi terkejut karena Jimin yang seenaknya menarik tangannya. Seulgi mencoba melepas genggaman Jimin tapi tidak berhasil.

"Tunggu, Sajangnim." mereka sudah berada didepan lift untuk turun kebawah.

"Ada apa?" Jimin menoleh dengan wajah datar.

"Anda tidak perlu menggenggam tangan saya." Jimin melirik kearah tangan mereka yang bertautan lalu melepaskannya. "Ekhm, maaf." sungguh, Jimin merasa bodoh saat ini.

Saat ini mereka sudah berada diparkiran untuk menuju apartemen Jimin.

"Kau yang menyetir." suruh Jimin memberikan kuncinya.

"Saya? Tapi kenapa?" Seulgi melongo.

"Kau tidak mau?"

"Bukan begitu, Sajang-"

"Kalau begitu turuti saja." potong Jimin lalu masuk kedalam mobil. Seulgi hanya bisa menurutinya.

"Sajangnim, apa ini tidak mendadak jika anda mengajak saya? Maksud saya, saya belum mempersiapkannya. Ini sudah jam 4 sore dan acara mulai jam 6 malam." tutur Seulgi dengan pandangannya masih fokus ke depan.

"Kau tidak perlu khawatir, aku bisa mempersiapkannya. Kau hanya perlu menuruti perintahku saja." ucap Jimin lalu mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang, dan Seulgi hanya bisa diam dan fokus menyetir.

"Halo, Joohyun noona. Apa kau bisa membawa gaun ke apartemenku?"

"Kurang lebih seukuranmu, mungkin lebih tinggi sedikit."

"Baiklah, jangan lupa riasannya."

Jimin mengakhiri telfonnya. Seulgi diam tidak berkutik. Seulgi hanya takut jika ia berbicara maka atasannya akan mengomelinya.

Mereka sampai di apartemen Jimin. Jimin langsung melepas jas dan dasinya, melemparnya keatas ranjang. Seulgi yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya heran.

MY ARROGANT BOSS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang