18: THINKING

1.7K 240 39
                                    

Seseorang menggeliat didalam selimut yang menutupi tubuhnya membuat gesekan kecil di seprai lembutnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seseorang menggeliat didalam selimut yang menutupi tubuhnya membuat gesekan kecil di seprai lembutnya. Cahaya yang masuk membuatnya terusik dan mencoba membuka matanya perlahan. Orang itu bangkit mendudukkan dirinya.

"Arghh.. Kenapa pusing sekali?" dia memegangi kepalanya.

Sampai setelah itu pintu terbuka menampakkan pemilik dari kamar tersebut.

"Sajangnim, anda sudah bangun? Baru saja saya akan membangunkan anda." Seulgi menghampiri Jimin dan berdiri disamping ranjang.

"Kenapa aku bisa berada disini?" Jimin masih memegangi kepalanya.

"Saja juga tidak tahu, Sajangnim." jawab Seulgi datar.

Jimin benar-benar tidak mengerti kenapa ia bisa berada disini. Kenapa ia tidak pulang ke apartemennya sendiri semalam? Dan kenapa ia tidak memakai baju sekarang? Sungguh, Jimin merasa malu sekarang. Semoga saja semalam dia tidak berbuat yanh aneh-aneh.

Jimin menunduk menahan pusing dikepalanya.

"Apa anda masih pusing?" tanya Seulgi.

"Hm, sedikit." Jimin mengangguk.

Sampai setelah itu Seulgi berjalan kearah lemari dan mencari baju yang bisa dipakai oleh Jimin.

"Sebaiknya anda pakai hoodie ini dulu, baju anda sungguh bau alkohol. Karena saya baik akan saya cuci nanti." Jimin melirik kearah Seulgi yang sedang menatapnya datar lalu meraih hoodie tersebut.

"Saya sudah membuatkan sup untuk mengurangi rasa pengarnya, akan saja tunggu dimeja makan." Seulgi berbalik meninggalkan Jimin yang terus saja menatapnya.

Jimin langsung memakai hoodie berwarna putih yang diberikan oleh Seulgi dan ternyata pas ditubuhnya.

Segera Jimin beranjak dari ranjang dan keluar kamar menuju meja makan.

Benar saja, Seulgi sedang duduk dikursi sedang menunggunya dan berhasil membuat perasaannya seperti tak karuan.

Jimin mulai duduk dihadapan Seulgi dan melihat beberapa makanan sudah tertata rapi diatas meja. Tapi tunggu, ada yang aneh. Kenapa sup miliknya lebih berwarna merah daripada sup milik Seulgi.

"Tunggu, kenapa sup milikku lebih berwarna merah daripada milikmu?" Jimin mulai bertanya.

"Saya hanya memberi sedikit bubuk cabai, saya sudah mencicipinya, rasanya tidak sepedas itu."

"Tapi kenapa kau memberinya bubuk cabai?"

"Saya dengar cabai bisa menghilangkan rasa pengar, saya juga sudah membuatkan anda teh hijau." jelas Seulgi yang diangguki oleh Jimin.

Walaupun Seulgi sudah mulai makan tapi Jimin justru masih terlihat berpikir.

"Apa semalam aku meracau?" tanya Jimin penasaran.

MY ARROGANT BOSS Where stories live. Discover now