20: DATE

1.8K 248 71
                                    

Cahaya senja masuk memenuhi kamar megah melalui jendela besar yang tidak tertutupi oleh gorden

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cahaya senja masuk memenuhi kamar megah melalui jendela besar yang tidak tertutupi oleh gorden. Seulgi, dia mematung disana sambil menatap tak percaya kearah pria yang juga menatapnya, bahkan lebih dalam.

"Apa kau masih berpikir jika aku hanya mempermainkanmu saja? Apakah surat-surat itu belum cukup untuk membuktikannya?" Jimin menatapnya lekat.

"Tidak mungkin." Seulgi masih saja mengelak.

"Apa bekerja bersamaku selama lima tahun belum cukup untukmu mengenali tulisanku?" Jimin tersenyum miring.

Sungguh, Seulgi bahkan tidak pernah berpikir jika surat itu adalah tulisan atasannya sendiri. Dan setelah Jimin mengatakannya, ia baru sadar jika tulisan didalam surat tersebut mirip atau bahkan sama dengan tulisan Jimin. Seulgi merasa bodoh. Dia tidak bisa mengelak. Inisial didalam surat tersebut juga sudah membuktikan jika itu memang milik Jimin.

Sampai kemudian Jimin menarik tangan Seulgi dan memeluknya erat.

"Tolong percayalah jika aku sangat mencintaimu bahkan melebihi diriku sendiri." ucap Jimin tulus sambil mengelus rambut Seulgi lembut.

Seulgi masih diam. Perasaannya campur aduk sekarang. Ia merasa bingung harus melakukan apa. Bohong jika Seulgi mengatakan tidak merasa nyaman saat didekat Jimin. Bohong jika Seulgi mengatakan tidak menyukai Jimin. Ya, Seulgi menyukai Jimin tapi ia masih bingung rasa itu hanya sekedar suka ataukah cinta.

Tanpa disangka Seulgi membalas pelukan Jimin. Jimin yang merasakan jika punggungnya disentuh pun mengeratkan pelukannya dan langsung menciumi rambut Seulgi. Senyum Jimin langsung mengembang setelah itu.

Jimin melepaskan pelukan mereka dan menangkup wajah ayu milik Seulgi.

"Tolong jangan menjauhiku." Jimin menatap Seulgi sendu.

"Beri aku waktu." sampai Seulgi mengeluarkan suaranya, Jimin tersenyum sangat manis.

"Aku akan menunggumu sampai kapanpun." Jimin langsung meraup bibir Seulgi setelah mengatakannya. Jimin menciumnya dan melumatnya dengan lembut sampai membuat Seulgi terbuai dan membalas lumatannya.

Jimin semakin bersemangat untuk mengulum bibir milik Seulgi. Tangan Jimin berpindah menyentuh pinggang Seulgi dan mendorongnya sampai menyentuh dinding. Tidak, kali ini Jimin melakukannya dengan lembut, tidak seperti beberapa menit lalu.

Tangan Seulgi beralih kedada Jimin, sesekali naik untuk mengusap tengkuk Jimin atau meremas rambutnya. Hal itu membuat Jimin gencar untuk mencumbunya. Tapi hal itu tak bertahan lama karena Seulgi mendorong pelan dada Jimin karena merasa kehabisan nafas membuat Jimin harus mengakhiri tautan mereka walaupun itu belum membuatnya puas.

Mereka saling pandang dengan nafas yang tidak teratur. Sampai setelah itu Jimin mempersatukan kening mereka sambil menangkup wajah Seulgi.

"Maafkan aku karena selama ini selalu berbuat kasar padamu. Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi." ucap Jimin tersenyum lembut.

MY ARROGANT BOSS Where stories live. Discover now