16: SICK

1.7K 220 58
                                    

Walau jam sudah menunjukan hampir tengah malam lantas belum membuat Seulgi tertidur diranjang kesayangannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Walau jam sudah menunjukan hampir tengah malam lantas belum membuat Seulgi tertidur diranjang kesayangannya. Dengan gelisah Seulgi terus saja berguling-guling kesana-kemari sambil meracau tidak jelas.

"Ibu.. Huaa.. Aku pasti sudah gila."

"Kang Seulgi, lupakan kejadian tadi dan tidurlah!"

"Bodoh! Bodoh! Kau bodoh! Sajangnim bodoh!" Seulgi terus saja meracau tidak jelas. Mengingat kejadian tadi membuatnya membuatnya malu sekaligus merona.

Flashback

Jimin terus saja melumat bibir Seulgi walaupun sang wanita tidak kunjung membalasnya. Tak apa. Dia takkan menyerah.

Saat merasa jika Seulgi sudah kehabisan nafas karena mendorong dadanya pelan, Jimin mengakhiri ciuman mereka. Tidak, mungkin ciumannya karena Seulgi yang tidak membalasnya.

Mereka saling pandang sambil mengambil nafas masing-masing. Jimin tersenyum. Sangat manis. Hingga membuat Seulgi berdesir.

"Aku kecewa kau tidak membalasku. Tapi tak apa. Setidaknya kau tidak menolakku." Jimin dengan senyum yang belum luntur dari bibirnya.

"Aku akan pulang. Dan sepertinya hujan juga mulai reda."

Seulgi masih belum menjawab. Dia masih belum berniat membuka mulutnya. Sampai setelah itu Jimin terkekeh dan membuat Seulgi kebingungan.

"Apa senyaman itu duduk di pangkuanku sehingga kau enggan untuk turun?" Seulgi membelakkan matanya setelah mendengar itu lalu beranjak berdiri dengan gelagapan.

"Maaf." Seulgi menunduk mengusap tengkuknya gugup. Jimin tersenyum gemas melihatnya.

"Aku akan mengucapkannya sekarang jadi aku tak perlu menelepon nanti. Selamat malam." Jimin mengacak rambut Seulgi pelan. Oh, tidak taukah jika sekarang Seulgi sedang merona ditambah dengan jantungnya yang berdegup kencang. Mati-matian Seulgi mengontrolnya.

Setelah Jimin sudah pergi meninggalkan apartemen milik Seulgi. Seulgi langsung ambruk diatas sofa dan menutupi mukanya.

Flashback end

Seulgi menutupi wajahnya dengan selimut.

"Baiklah, Seulgi. Kau harus tidur dan bekerja besok. Kau harus profesional!" Dengan mantap Seulgi memejamkan matanya agar tertidur. Pada akhirnya pun Seulgi tertidur dengan susah payah.

~~~

Seorang pria tak henti-hentinya tersenyum diruangan kantornya. Mengingat hal itu saja sudah membuatnya tersenyum lebar. Mungkin jika karyawannya melihatnya akan mengira jika atasannya sudah tidak waras.

Mengingat wajah memerah Seulgi semalam membuatnya gemas seperti ingin menghabisinya malam itu. Tapi ia tau batasannya. Jimin tidak mau merusaknya karena nafsunya. Sebisa mungkin Jimin tidak ingin diberi label 'bajingan' oleh wanitanya.

MY ARROGANT BOSS Where stories live. Discover now