Sebuah Penjelas

107 6 1
                                    

POV NAIRA

Aku kembali membaca naskah kiriman Bumimu, pada malam yang sunyi aku duduk dibangku kerja kamarku, membuka halaman word yang belum aku tamatkan. Aku mulai membaca kelanjutan ceritanya.

Hei,ini untukmu. Sebuah penjelasan yang selama ini kamu cari, bacalah baik-baik. Engkau gadis cantik yang kerap dipanggil peri oleh ayahmu 'kan? Bacalah paragraf ini dengan hati-hati ya. Sebab, mungkin emosimu akan meluap, dan mungkin wajahmu ingin segera kamu dekapkan pada bantal untuk menahan riuh tangismu, sebelum itu terjadi, aku meminta maaf dahulu kepadamu.

Pada lembar sebelumnya, aku telah memberitahumu bahwa ayah telah meninggal dunia,ia meninggal karena sebuah kecelakaan. Namun sebelum itu, kamu harus tahu-ia pergi untuk menemuimu, aku tidak tahu apa yang ingin ayah sampaikan,namun aku yakin-ia pergi sebab sangat mencintaimu.

Aku semakin penasaran, dan aku menerka-mungkinkah naskah ini adalah real life? Sejauh yang kutangkap, naskah ini berisikan sebuah rahasia yang ingin diungkapkan oleh anak yang diadopsi dengan tokoh bernamakan 'ayah'. Namun apakah mungkin naskah ini berisikan benar-benar rahasia? Aku memijat kepalaku sejenak dan melanjutkan.

Peri kecil,izinkan aku memanggilmu dengan sebutan itu mulai dari halaman ini. Apakah kamu tahu bahwa perselingkuhan yang dilakukan oleh ayahmu, sudah lama terjadi jauh sebelum kamu mengetahui? Saat hari dimana kecelakaan ayahmu terjadi, saat itu aku tengah berusia tiga belas tahun dan aku telah berada diantara ayah dan perempuan ayahmu, selama tiga tahun lamanya. Dan kini, saat aku mengetahui bahwa umurmu dan aku adalah sama, aku sangat yakin bahwa ayahmu telah menikah lagi diusiamu yang ke sepuluh tahun.

Aku menjedanya lagi, meraih botol minum disampingku, meneguknya dengan habis dan kembali membaca paragraf tersebut secara berulang, membacanya sekali belum bisa membuatku mencerna apa yang dimaksud, setelah aku membacanya kembali secara perlahan, meniti dan memahami setiap kata yang dihadirkan, aku mulai mengerti. Bukankah tokoh ayah di naskah ini sangat bajingan? Emosiku mencuat begitu saja. Aku melanjutkan membaca paragraf selanjutnya.

Dan mungkin kamu tidak mengetahui,bahwa ayahmu diam-diam mengkhianatimu, tetapi untuk kamu ketahui, bukan hanya kamu yang merasa sesak disini, nyatanya aku menjadi bagian dari pengkhianatan cintanya kepadamu, seandainya aku tahu lebih dulu, lebih baik aku tidak diadopsi oleh ayahmu dan tidak payah menuliskan naskah yang sekarang tengah kamu baca ini. Sebuah pengkhianatan yang berkedok cinta, itulah yang ayahmu lakukan. Peri kecil, sudah berapa malam abu yang kamu temui?

Dadaku sesak, ada linangan yang berusaha aku tahan. Malam abu? Aku berdecih, bahkan tak bisa terhitung dengan jari yang kupunya. Apakah tokoh perempuan itu mengalami hal yang sama persis denganku? Atau mungkin lebih parah? Atau mungkin akulah tokoh perempuan itu? Tidak, tidak. Aku menghentikan pikiran konyolku dan mencoba fokus membaca selanjutnya.

Aku akui, perempuan ayahmu-yang kini aku panggil ibu itu, sangat cantik. Bahkan jika aku terlahir digenerasi ayahmu,mungkin aku akan jatuh cinta juga dengannya. Aku bukan ingin membuatmu marah,hanya saja kamu harus tahu alasan seorang laki-laki selingkuh tak selamanya disebabkan oleh ketidakharmonisan didalam keluarga sebelumnya, ada banyak alasan ketika perselingkuhan benar-benar terjadi. Apakah kamu ingin mengetahui alasan ayahmu selingkuh? Aku akan menjabarkannya, aku mohon jika emosimu mulai meluap tolong baca dengan hati-hati, aku juga menuliskannya dengan hati-hati, sebab aku tidak mau kamu kembali tersiksa untuk kesekian kalinya.

Aku menjedanya, aku merasakan sakit kepala yang luarbiasa, perutku terasa mual dan seluruh badanku berkeringat dingin. Aku memejamkan mataku sebentar-masih pada kursi kerja dikamarku, aku memijat pelan kepala dan pangkal hidungku, badanku terasa sangat gerah, aku menurunkan derajat AC kamarku.

BARA [END]Where stories live. Discover now