Alasan Mencintai

66 5 1
                                    

Pov Naira

"Aku ingin bahagia bersamamu, aku ingin menjalani hari-hariku bersamamu, aku ingin kamu selalu membersamaiku saat ini. Kita, bisa bahagia 'kan?"

Hari dimana Bima bertanya—"apakah kita bisa bahagia?" saat itulah dunia baru tercipta untukku, hari-hari baru tercipta bersamanya: kebahagiaan baru, warna yang baru, senyum dengan siratan yang baru, kehangatan yang baru dan keutuhan yang baru—semuanya oleh karena Bima hadir dihidupku.

Setiap insan memiliki alasan tersendiri mengapa ia jatuh cinta, namun jika kuingat lagi hari itu—hari dimana Bima menyatakan perasaannya kepadaku, aku belum mendengar alasan mengapa ia jatuh cinta kepadaku. Benarkah mencintai tidak perlu alasan? Aku tidak sependapat dengan kebanyakan orang yang mengatakan bahwa jatuh cinta sering tanpa alasan, maksudku setiap hal yang terjadi di Bumi, pastilah mempunyai landasan mengapa hal itu dapat terjadi, seperti Bumi yang tercipta oleh karena sebuah dentuman besar, seperti Tuhan yang menciptakan manusia—yang tidak lain hanya untuk menyembahnya, seperti adanya malam dan siang oleh karena rotasi Bumi, seperti adanya luka-luka yang berujung membenci, oleh karena itu—tidak mungkin, tidak ada alasan mengapa seseorang dapat mencintai. Bukan begitu?

Setiap insan pasti memiliki alasan mengapa mereka mencintai walau kebanyakan dari mereka ada yang tidak pandai untuk mengungkapkan, dan aku sangat yakin bahwa setiap yang mencintai pasti mempunyai alasan tersendiri. Seperti yang sedang ku lihat hari ini, hari dimana Nayla bersanding dengan mempelai prianya di sebuah pelaminan yang dihias dengan begitu cantik. Disana, Jordan—mempelai pria mengungkapkan dengan lantang dan jelas alasan mengapa ia jatuh cinta kepada Nayla dan menikahinya hari ini.

"Nayla adalah perempuan yang cantik dan hebat, ia mampu berdiri sendiri disaat tidak ada tangan yang dapat membantunya berdiri, ia dapat bertahan sendirian disaat tidak ada seseorang pun disisinya, ia dapat memeluk dirinya sendiri disaat tidak ada seorangpun yang dapat memberikan kehangatan kepadanya, dan ia mampu sembuh dari lukanya oleh karena kegigihannya sendiri. Nayla berbeda, ia bukan perempuan yang suka menghabiskan waktunya di salon, mall ataupun tempat-tempat hiburan, ia adalah perempuan yang sering menghabiskan waktunya untuk membereskan kekacauan yang terjadi pada hidupnya di masa lalu, ia sangat gigih, pemberani dan cantik, itulah mengapa aku jatuh cinta kepadanya. Hingga saat ini, di hari ini—aku berjanji, akan menjaganya disisiku dengan segenap hati dan ragaku, dan aku berjanji tidak akan pernah menyakitinya dengan atau tanpa sengaja."

Begitulah janji suci yang diucapkan Jordan kepada Nayla didepan seluruh undangan. Jordan benar, Nayla adalah perempuan yang sangat gigih untuk sembuh dari luka masa lalunya. Dulu, aku fikir—aku dan Nayla adalah sama, dulu aku berfikir bahwa aku dan Nayla sangatlah mirip, kami mempunyai luka masa lalu dan kami sama-sama ingin sembuh. Namun sekarang, aku tersadar bahwa aku dan Nayla sangat berbeda, ia telah berhasil sembuh dari luka masa lalunya oleh karena kegigihannya untuk sembuh, sedangkan aku adalah seorang yang ceroboh, alih-alih sembuh, aku hanya menyiksa diriku oleh jam kerja yang sengaja aku buat padat, akhirnya bukan kesembuhan yang aku dapatkan namun kerapuhanlah yang menjumpai diriku. Aku tengah berada pada jurang sedangkan Nayla telah mendapat kasih sayang.

Aku menatap Bima yang sedari tadi disampingku, ia tersenyum seraya bertepuk tangan—ikut bersuka cita atas pernikahan Nayla dan Jordan. Aku kembali berfikir, mungkinkah hubunganku dengan Bima bisa sampai sejauh itu? Mungkinkah Bima serius akan hubungan yang baru terjalin sekitar enam bulan ini? Mungkinkah suatu saat nanti, aku ditakdirkan untuk mendengar janji sucinya dengan penuh haru? Mungkinkah laki-laki yang sejauh ini membuat aku bahagia akan membahagiakanku untuk selama-lamanya? Ataukah ia akan pergi, seperti yang dilakukan ayah dahulu? Dan aku, harus merelakan sebuah kepergian yang berujung pada kehilangan, lagi. Yang manakah takdir yang jatuh pada diriku, mungkinkah pertemuan yang berujung perpisahan ataukah pertemuan yang berujung dipersatukan?

BARA [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora