13. Menepati Janji

3.9K 837 79
                                    

Oktober, 1977 (Sehari Sebelumnya)

Besok, rencananya dia akan pergi berkencan dengan Sofia, menonton film, lalu mungkin makan malam di restoran Eropa, atau Jepang. Di sana, Kalandra akan membungkus dua lagi untuk dibawa pulang; untuk ibunya Sofia dan untuk adik bungsunya di rumah, Ade. Terdengar sempurna.

Kecuali, fakta bahwa sebuah surat datang dari masa lalu, memintanya untuk kembali terus-terusan mengusik Kalandra.

Kalandra menatap kotak itu. Kotak yang sarat berisi kenangan itu. Mereka semua yang pernah menjadi bagian amat penting dalam dirinya, menjadi bagian dari sedikit alasan mengapa dulu dia tahu rasanya hidup. Tangannya menelusuri apa-apa yang ada di sana, sedikit demi sedikit.

Sebuah surat. Ikat rambut. Buku tentang antariksa, The Night Sky. Sebuah plester luka. Selembar karcis bioskop ... lukisan tentang rasi bintang. Kalandra menarik dua benda terakhir ke luar, mengantongi karcis itu lalu memandangi kertas kuning yang terdapat titik-titik dan garis penghubung di atasnya. Tulisan tangan yang indah memberi tahu nama-nama rasi bintang tersebut. Kalandra tersenyum, mengingat betapa gencar gadis itu merecokinya tentang rasi bintang. Dan betapa ia berhasil membungkam gadis itu dengan rasi bintang yang sama. Akhirnya.

Melukis rasinya di atas kanvas berbeda.

Lalu, dari sudut mata, sesuatu menarik pandangnya.

Lalu, dari sudut mata, sesuatu menarik pandangnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oktober, 1977.

"Kala."

Suara itu.

Ketika Kala membawa dirinya kemari, dia pikir dia telah siap dengan apapun yang terjadi. Nyatanya tidak. Nyatanya, ketika dia berbalik dan menangkap sosok itu dalam pandangannya, ia tidak siap. Tidak akan pernah.

Senja di sana. Senjaninya. Kabar buruknya, senyumnya masih sama seperti semula; senyum yang menenggelamkan.

Gadis itu tersenyum dan Kala kehilangan kata.

Keduanya membiarkan detik demi detik berlalu dalam kesenjangan jarak di antara mereka. hingga, gadis itu mengambil langkah maju, memperpendek spasi. Lagi, dia tersenyum.

"Lama... tidak bertemu."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Senjakala, 1977Where stories live. Discover now