16. Permulaan Kedua

3.3K 747 70
                                    



Senja kali ini terasa berbeda

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Senja kali ini terasa berbeda.

Matahari dengan semburat jingganya tidak terlihat di manapun, rikuh bersembunyi di balik mendung. Sementara, gerimis agak terlalu pagi membasahi bumi, menyenandungkan lagu pengantar tidur. Kadang, juga bisa terdengar seperti lagu kesedihan. Lagu tentang kehilangan. Lagu tentang kenangan, yang terlalu indah untuk dilupakan, namun terlalu sakit untuk terus diingat-ingat.

Gerimis senja ... terasa seperti itu, bagi Kala.

Senja duduk di sisinya, mengamati rintik-rintik yang kecil dalam senyap, membiarkan gerimis yang tersapu angin membasahi kulitnya.

Dahulu, sembilan tahun lalu, Kala ingat pernah duduk di posisi ini. Di tempat yang sama, dengan orang yang sama. Namun dahulu, kenyataan itu akan membuatnya tersenyum bahagia. Sekarang ... sudah terlalu banyak yang berubah.

Rasanya, ia sedang berada di antara dua buah jurang. Arah manapun yang ia tuju, keduanya tetap akan menyakitkan. Baginya, dan bagi orang yang dicintainya.

"Aku tahu kau merasa tidak nyaman," Senja tiba-tiba bicara.

Kalandra menoleh padanya. Gadis itu tengah mengumpulkan rintik hujan di telapak tangan yang terulur ke luar gubuk. Ia lantas menjatuhkan isinya, mengusap tangannya lalu meletakkan telapak tangan yang sama di atas punggung tangan Kalandra. Dingin. Telapak tangannya dingin. Tetapi mengangkat pandang, mempertemukan tatapnya dengan sepasang mata sendu itu, kehangatan mulai menjalar.

Kehangatan yang berbanding lurus dengan kesakitan, dengan rasa bersalah.

Seandainya dia dulu mencarinya... seandainya dia mencarinya lebih keras, mungkinkah mereka berdua akan bahagia saat ini?

"Aku tahu kau akan menikah, dan dia gadis yang luar biasa, tapi ... bisakah," suaranya bergetar. Dan Kala merasakan desakan dalam dirinya. Untuk memeluk Senja. Menenangkannya seperti yang biasa dia lakukan dulu.

Tetapi ia tidak melakukannya. Ia terpaku.

"Bisakah kau berpura-pura mencintaiku lagi? Seperti dulu. Hanya ... aku..."

Ini salah. Ini salah.

Kala menjauhkan tangan gadis itu. "Senja, kau tahu itu tidak─"

"Sebentar saja! Sampai janji-janjimu lunas. Setelah itu, aku berjanji ... aku akan pergi." Dalam suara pelan, ia menambahkan. "Selamanya."

Selamanya terdengar jauh. Selamanya terdengar amat lama. Dan Kalandra tidak yakin, apakah memang itu yang ia inginkan.

"Pernikahanmu sebentar lagi, kan?" Senja tersenyum. Getir. "Jadi aku tidak meminta banyak. Aku tidak akan menyita banyak waktumu. Hanya sebentar. Agar aku tidak menerka-nerka apa yang akan terjadi seandainya kita melakukannya, rencana-rencana itu. Aku juga... sebentar lagi akan menikah."

Senjakala, 1977Donde viven las historias. Descúbrelo ahora