Gadis Bertudung Merah 1

285 69 27
                                    

Terhuyung-huyung melalui hutan musim dingin.

Kakinya membeku sampai ke tulang.

Kegelapan tak memberi pelipur lara.

Dia sangat jauh dari rumah.

Sebuah jubah merah di belakangnya terseret di tanah.

Ujung kainnya robek tersangkut duri.

Gadis yang malang atas kebodohannya.

Untuk menjelajahi hutan ini sendirian.

------->000<-------


Setelah tertatih cukup lama, akhirnya kami sampai di depan halaman rumah kayu dengan atap yang dipenuhi salju. Walau terlihat sederhana tapi aku bisa membayangkan betapa hangatnya di dalam sana.

Langkahku terhenti seketika saat menyadari bawah pagar halaman yang mengelilingi rumah itu dipenuhi tanaman Wolfsbane tanpa celah. Bahkan pintu pagarnya pun juga terdapat tumbuhan mematikan itu.

"Tanaman itu..."

"Wolfsbane," ujarnya melanjutkan. "Aku tinggal di rumah itu sendirian. Jadi...aku memagari rumahku dengan Wolfsbane untuk menghindari serangan dari para serigala."

Tubuhku membeku sambil berpikir bagaimana aku bisa melewati pagar itu untuk masuk ke dalam.

"Ayo masuk," ajaknya yang seperti tak menyadari kegelisahanku.

Dengan ragu dan resah, aku dibimbing masuk oleh wanita tua itu. Ia membuka pintu pagar dan aku segera menahan napas agar tak menghirup aroma dari tamanam itu dalam jarak dekat.

Aku berjalan cepat saat melewati pintu pagar dan segera menjauh dari halaman menuju serambi rumah, lalu menghirup udara sebanyak mungkin. Sang nenek hanya tertawa ringan melihat tingkahku.

"Kau pasti sudah sangat kedinginan." Ia menutup pintu pagar rapat-rapat lalu merangkulku untuk masuk ke dalam.

Aroma kayunya semakin kuat saat aku memasukinya. Kuedarkan pandangan ke seluruh sudut ruangan yang dipenuhi perabotan rustic  yang sudah tampak tua namun terawat baik.

"Duduklah. Aku akan mengambil air hangat untuk mengelap tubuhmu."

"Siapa namamu?" tanyaku saat ia hendak memasuki ruangan lain.

"Namaku Farida," jawabnya ramah lalu menghilang di balik pintu.

Dibanding memilih duduk, aku lebih tertarik untuk mengeksplor barang-barang yang ada di sekitarku seperti kursi dan meja yang dibuat dari kayu Ek dan beberapa furnitur yang terbuat dari kayu Jati. Untungnya, tak ada benda atau tanaman yang berbahaya untukku.

Aku segera menghampiri jendela yang tertutup saat telingaku mendengar lolongan. Mataku menyipit tajam untuk melihat keadaan gelap di luar sana. Seperti dugaanku, sebagian para Rogue tinggal di hutan ini.

Ini adalah waktu yang tepat bagi mereka untuk berkeliaran. Tapi berkat Wolfsbane yang mengelilingi rumah ini, tak ada satu pun yang mendekat kemari walau mungkin mereka tahu ada manusia yang tinggal di sini.

"Irina," panggilnya. "Biar kubersihkan tubuhmu."

Aku hanya menurut tanpa sepatah kata saat ia menuntunku untuk duduk.

"Astaga! Ini...gigitan serigala?" ujarnya syok saat ia membuka kain merah yang sedari tadi menutupi tubuhku. "Sungguh keajaiban kau bisa bertahan dengan luka seperti ini. Tunggu sebentar!"

Ia pergi lagi ke dalam bilik lain, lalu tak lama ia kembali dengan membawa beberapa botol dan kotak dengan aroma tumbuhan yang pernah kukenal.

"Black Nightshade?"

ScarletWhere stories live. Discover now