Kepergian Wanita Tua

237 59 37
                                    

Gadis itu...

Akhirnya terbunuh

Bersama bunga Wolfsbane yang bermekaran

Menjadi persembahan di bawah cahaya bulan

Dia sudah tahu,

Malapetakanya telah tiba

>-------000-------<

"Bukankah ini tidak adil?!" seru Clay yang napasnya sudah tersengal. Tubuhnya terhuyung akibat seranganku. "Meskipun sesama Beta, tapi kau pasangan tuan Alan. Sudah pasti kau menerima kekuatan tambahan darinya. Cih! Seharusnya tadi aku menolak saja."

Aku terdiam mendengar gerutuannya. Sebenarnya aku lupa soal itu. Apa yang dikatakannya memang benar, kekuatanku meningkat setelah...malam itu. Tapi, Alan bilang kalau itu penyatuan yang tidak sempurna, seharusnya takan mempengaruhi kekuatanku secara signifikan sampai bisa membanting Clay dengan mudah.

Hanya ada dua kemungkinan kekuatanku meningkat. Pertama, Alan melakukan sesuatu yang tidak kuketahui. Yang kedua, apa Alan memang sekuat itu sampai-sampai penyatuan kami yang tidak sempurna bisa membuat kekuatanku meningkat pesat?

"Baiklah, kita akhiri saja," sahutku, masih setengah termenung. "Apa ada yang terluka parah?"

"Tidak ada," jawabnya.

Kami berjalan pulang sambil sesekali berceloteh. Di balik sikap kakunya, ternyata Clay memiliki sifat yang menyenangkan. Tapi dia bilang, dia hanya bersikap seperti itu padaku. Ya, cukup aneh. Padahal ia bisa menjadi sosok yang menyenangkan pada semua anggota.

Seharian ini, aku lebih banyak menghabiskan waktu bersama Clay, tapi ada beberapa saat Brady ikut bergabung. Semua terasa berubah setelah hari ini. Untuk pertama kalinya kami berkumpul layaknya rekan.

Kini aku berdiri di dekat jendela, menatap malam. Sesekali aku menyeruput minumanku lalu melamun sambil menyangga dagu. Kali ini, aku mengambil wujud manusia dengan balutan pakaian yang cukup hangat, entah mereka dapat dari mana.

Kupandangi beberapa Serigala yang berlalu lalang, ada juga sebagian dari mereka yang menggunakan wujud manusia untuk melakukan hal-hal sulit seperti memotong kayu dan menyalakan api unggun.

Aktivitas seperti ini membuatku sedikit rindu pada Lunar Pack. Sekarang aku jadi bertanya-tanya, bagaimana kabar mereka? Seharusnya mereka baik-baik saja tanpaku. Aku menyeruput minumanku lagi beberapa saat.

Lagi-lagi aku teringat Aldric. Walau sebisa mungkin aku ingin melupakannya, tapi...mana bisa aku menghapus kenangan bersamanya sejak kecil. Tapi berkat kehadiran Alan, perasaanku padanya perlahan memudar walau terkadang aku memikirkannya.

Sepasangan tangan melingkar di pingganggku, membuatku terpaku sejenak. "Alan?"

Ia membenamkan wajahnya di leherku dan menghela di sana. Alan diam seribu bahasa, tapi dekapannya semakin erat.

"Apa ada sesuatu?" tanyaku atas tingkahnya.

"Kenapa?"

"Maksudmu?"

"Kau bercerita banyak hal pada Clay, tapi kenapa tidak denganku?" Nadanya tampak sendu. "Kau menganggapku apa? Bahkan sampai tadi pun, kau masih memikirkan Alpha-mu."

Aku terdiam, entah kenapa hatiku seperti tergigit mengingat kedekatannya bersama Julia. Rasa yang begitu familiar itu, lagi-lagi aku harus berusaha mengendalikannya sebelum semakin membesar.

"Kau tadi sedang sibuk. Aku tak ingin mengganggumu," jawabku pada akhirnya.

"Jadi kau melihatnya?"

"Tidak. Tapi aku tahu apa yang kau lakukan dengan Omega-mu."

ScarletWhere stories live. Discover now