02 - Kita Bicara

202 33 3
                                    

hellooo! jangan lupa vote n comment yaa biar chel semangat👀

happy reading!

***

02 - Kita Bicara

Nemio berfirasat bahwa ia akan memiliki adik tiri yang sulit diajak kompromi. Seusai mendengar cerita Raven, ia menangkap bahwa Calla merupakan gadis yang keras. Akan bahaya jika Calla memiliki kepribadian yang serupa dengannya.

Nemio bisa membayangkan bila Calla bergabung dan tinggal bersama keluarganya. Pasti akan timbul banyak perdebatan yang tidak perlu. Pasti juga dirinya akan naik pitam setiap hari.

"Udah gue bilang. Ngomong sama Calla itu gak gampang. Mau lo kenal atau gak kenal, dia akan ngerespons lo sebagai diri dia. Gak ada perlakuan khusus." Aikal memberi tahu Getama.

Raven berucap, "Gue gak yakin Nemio bisa ngomong sama Calla. Dia sesongong itu, Nem. Gue takut lo gampar kesongongan dia."

Aikal menahan mulutnya sebelum menyembur tawa. "Nemio? Gampar Calla? Yang ada dia yang digampar."

"Ya udah lah. Kalo gitu lo ngomong aja sama nyokap lo, Nem, kalo Calla gak mau dan gak akan mau. Buat apa juga dibujuk? Yang ada malah rusak nanti rumah tangga nyokap lo." Zoe berucap terang-terangan.

Nemio meregangkan tubuhnya yang terasa ringsek. "Gue juga ogah bujuk cewek ngatak kayak gitu. Tapi kalian tau sendiri perintah nyokap gak bisa dibantah."

"Hadeh susah emang anak mama."

"Sayang mama ya gitu sayang mama."

Marco mengetuk-etuk dagu. Ia berdeham cukup panjang karena ia turut memikirkan solusi dari tadi. "Mau gak mau lo ngomong langsung sih, Nem. Baik-baik. Jangan bikin dia kesel."

"Bener. Dengerin Marco. Ngomong baik-baik," sahut Aikal pada Nemio.

Kini Raven bergeleng keras. "Nemio gak bakal sesabar itu."

"Emang segila itu?" Zoe masih kurang percaya. Ia menatap Raven, menantikan jawaban. Begitu pun juga Nemio.

"Gila." Raven mengangguk akhirnya. "Dan cantik."

Aikal dan Marco langsung ikut menatap Raven yang kini mengangkat bibir.

"Apa lo bilang barusan?" Nemio bertanya.

"She is ridiculously beautiful. Jarang ada adik kelas perempuan yang seberani itu sama kakak kelasnya. Dia punya pertahanan yang bagus buat diri dia sendiri."

Zoe menganga atas jawaban Raven yang tak sesuai prediksi. "Are you crazy? You were just telling us that she was a crazy cold stone. Dan sekarang lo puji dia pake segala bilang cantik?"

Raven menyeringai kecil. Iya ya? Aneh uga.

"Tapi Calla emang tipikal modelan cewek yang cantik banget dari atas sampai bawah. Dia gak banyak dinotis karena dia sering menyendiri," ungkap Aikal mengakui.

"Iya kan? Dia kayak Nemio versi cewe." Raven kemudian menatap Nemio. "Agak gak cocok kalo kalian bareng, tapi menurut gue Calla itu tipe cewek lo."

Marco merenung. "Gue jadi penasaran. Kok bisa ya gue gak pernah liat dia di sekolah ini?"

Nemio tiba-tiba berdiri. Decitan kursi yang timbul karenanya cukup mengerjapkan yang lain. Wajahnya menggambarkan bahwa ia tidak menyukai topik pembicaraan ini. "Udah lah ngomongin yang lain aja. Bosen gue denger nama Calla terus."

"Lo mau ke mana?"

Nemio beranjak tanpa bicara.

"Jangan bilang mau nyari Calla?"

The Battle I Never WinWhere stories live. Discover now