08 - Teh Poci

101 18 0
                                    

judul baru nih, izin ganti yaa :p

***

Sudah lama Calla tidak bawa bekal, dan kali ini ia menyesali itu. Sebenernya mau bawa pun juga tak sempat sih mau menyiapkan.

Masalahnya, setiap ia tak bawa bekal, pasti ia harus beli makanan di kantin yang super rame dan bikin pusing. Bukan cuma itu aja. Ia juga terpaksa harus bertemu dengan Getama.

"Udah beli makan?" Suara itu menolehkan kepala Calla.

"Eh, Kak Dava." Calla menggaruk sikutnya kikuk. "Belum. Rame."

"Nih, sengaja tadi aku beli dua. Rencananya sih biar kita makan bareng kalo kamu mau." Dava menyodorkan bungkusan nasi goreng.

Calla terlihat ragu mengambilnya tetapi Dava langsung meletakkannya di kepalan tangan Calla.

"Mau makan di mana? Atau kamu mau makan sama temen lain?"

"Kak Dava maunya di mana?"

Dava menarik senyum kecil. Pertanyaan barusan memberi celah bahwa Calla mau makan dengannya. "Di.. situ, ada bangku kosong."

Dava menunjuk tempat yang melonjakkan rasa mual di perut Calla. Meja persis sebelah Getama.

"Cuma di situ sih yang kosong," ucap Dava sambil mengacak rambutnya sendiri, kebingungan cari tempat.

Calla tak enak pada Dava, tapi makan di sebelah meja Getama itu bukan ide yang baik. Buktinya aja cuma meja itu yang kosong. Tidak ada yang mau makan di sebelah mereka yang berisik dan ricuh.

"Kamu gak mau ya?" tanya Dava setelah melihat raut wajah Calla.

"Ya udah deh gapapa ayo. Kak Dava laper kan," balas Calla berjalan duluan menempati bangku kosong itu. Dava mengikutinya.

Baru sedetik saja Calla meletakkan bokongnya, Calla sudah merasa terintimidasi oleh tatapan Nemio. Yap, tatapan dari cowok itu yang pertama kali sangat menguasai atmosfir.

Selanjutnya ada Raven, lalu disusul Aikal yang paling lebay sehingga Marco dan Zoe ikut memperhatikannya.

"Oi Calla, kenapa gak gabung aja sini?" Aikal berisik.

Calla meletakkan jari telunjuk di depan bibirnya.

"Kenal Calla dari mana, Dav?" tanya Raven tiba-tiba membuat jantung Calla seolah diketuk.

"Kita pernah satu sekolah waktu SMP." Dava membuka kotak nasi gorengnya, tak melihat ke arah Getama sama sekali. Ia justru memandang Calla yang tak kunjung bergerak makan.

Dava beralih membukakan kotak nasi goreng milik Calla agar gadis itu cepat-cepat makan. Aksi itu mengundang tawa ledekan keluar dari mulut Aikal, yang kemudian disusul Marco dan Zoe.

"So sweet banget," komen Aikal mengacungkan jempol. "Gentle puol!"

"Shut up," tekan Calla dengan suara kecil sekali, bahkan cuma gerak bibir aja, tapi Getama bisa membacanya.

"Dava kayak gitu mah ama semua cewe cuy," ceplos Zoe. Julid kayak biasa.

Aikal menambahi, "Perasaan kemarin lu juga makan berdua ama cewek, Dav. Ke mana orangnya?"

The Battle I Never WinWhere stories live. Discover now