12 - Reaksi Hati

97 16 0
                                    

happy reading!🙇🏻‍♀️

***

Nemio telah berkutik di dapur sejak jam tiga sore. Hingga sekarang, tidak ada satu makanan pun yang bisa ia olah apalagi makan.

Nemio tidak bisa masak dan ia benci fakta itu. Segala hal bisa ia pelajari, tapi untuk masak yang beneran masak—bukan sekadar masak air, mi, atau mengoles roti—, ia selalu kesulitan. Meskipun Mama Anna mengajarinya berkali-kali, ia rasa ia tidak akan pernah bisa mengupas bawang dan menumis sayuran.

Cklek!

Pintu rumah terbuka. Tanpa menoleh pun Nemio tahu itu pasti Calla yang baru pulang sekolah.

"Jangan bikin kebakaran," celetuk Calla. Benar kan, itu Calla.

"Belom juga nyalain kompor."

Calla mendekati Nemio beserta kerepotannya, masih dengan seragam sekolah. "Lo mau ngapain? Kupas ini?"

"Bawang ini bikin gue nangis sial," gerutu Nemio kesal sendiri.

"Ya udah sini gue aja." Calla menggeser tubuh Nemio dengan lengannya. "Kalo gini lo potong dulu ujung sama ujungnya, terus baru dikupas pake pisau, jangan dikelopek."

Nemio tak menjawab. Ia terlalu serius menonton gerak tangan Calla, walaupun sebelumnya Mama Anna sudah pernah mempraktikkannya.

"Lo mau masak apa sih?" tanya Calla setelah selesai mengupas semua bawang-bawangan.

"Nasi goreng."

Calla terkekeh pelan. "Masak nasi goreng aja lo bikin ini dapur kayak kapal pecah."

Nemio menatap Calla kesal. "Bahkan nasi gorengnya belum jadi. Ya abisnya gimana gue gak ngerti."

"Ya udah lo menyingkir sana. Gue aja yang masak."

"Jangan sok. Emang lo bisa?"

"Bisa kalo nasi goreng doang. Sana minggir! Sempit!"

Nemio mundur beberapa langkah, memberi Calla ruang bebas untuk memasak. Ia melepas celemeknya, melemparnya hingga terjun di atas bahu Calla.

Calla melirik tajam. "Bisa gak lebih adab dikit?"

Nemio hanya diam ketika Calla pun melanjutkan aksinya. Melihat itu, Nemio mengambil balik celemeknya, meletakkannya asal di tempat lain.

"Ada yang bisa gue lakuin gak?"

Calla menggeleng.

"Pakein sayur ya," pesan Nemio, si pemakan sayur.

Calla mengangguk.

Nemio bosan. Calla terlalu serius. Calla tak mengajaknya ngobrol sedikitpun. Gak bingung sih, itulah Calla.

"Pakein cabe," pesan Nemio lagi dan Calla mengangguk lagi.

"Minimal ganti baju dulu kali," ujar Nemio tiba-tiba.

Calla malah bertanya, "Lo udah mendingan?"

Nemio memijit keningnya sekilas. "Masih pusing dikit."

"Tapi udah gak panas kan?"

"Enggak. Tadi lo pulang sama Raven kan?"

"Sama temen. Lexa."

"Dih lo punya temen?"

"Baru."

Baru? Nemio menahan diri agar tidak menyembur tawa. "Temenan sama Lexa mantannya Raven?"

Calla menoleh pada Nemio. "Mereka putus baru ya? Apa udah lama?"

"Dih mana gue tau?" Nemio iseng membuka kulkas, melihat-lihat, lalu ia tutup lagi.

The Battle I Never WinWhere stories live. Discover now