16 - Eyes on Calla

77 12 0
                                    

happy readingg!

***

Satu jam lalu, lapangan ramai atas suatu keributan. Tentu tidak perlu lagi ditebak siapa sumbernya.

Nemio dan Dava.

Tiga hari setelah kejadian Calla, Dava tidak masuk sekolah. Tidak jelas cowok itu ke mana. Nemio pikir kekesalannya akan musnah begitu aja. Nyatanya, di hari Dava masuk, semuanya meluap dengan sangat mudah.

Hanya dengan melihat sekilas wajah Dava saja, Nemio terpancing untuk mendorong Dava ke lapangan dan meninjunya habis-habisan.

Getama kaget melihat aksi Nemio yang tiba-tiba. Terlebih lagi Nemio tidak cerita soal kesalahan apa yang Dava perbuat. Begitu juga dengan Marco—sesuai janji Nemio pada Calla.

Nemio hanya memaki Dava dengan kata-kata kasar. Nemio tidak berteriak atas setiap cercaan yang menyangkut soal Calla waktu itu. Sengaja supaya orang-orang tidak tahu.

Akibat perbuatannya, Nemio dipanggil ke ruang BK.

"Kamu murid teladan. Satu sekolah tahu itu, Nemio. Aksi kamu membuat ibu benar-benar tidak habis pikir."

Nemio hanya menelan ocehan guru BK-nya. Atas permintaannya, ia dan Dava diletakkan di ruangan terpisah. Ia ogah duduk di sebelah bajingan itu.

"Dan setelah semua yang terjadi, kamu masih menolak memberi tahu apa penyebab kamu melakukan ini. Kamu tidak berusaha sama sekali membuat ibu mewajarkan perbuatan kamu."

Nemio mendesah kesal. "Saya udah ngelakuin kekerasan, Bu. Saya salah. Jadi gak perlu diwajarin saya gak masalah."

"Ibu yakin kamu punya alasan. Gak mungkin anak cerdas kayak kamu menyerang Dava tanpa alasan."

Alasannya ada. Nemio saja yang tidak akan pernah membeberkannya.

"Masih tidak ada pembelaan?"

Nemio diam tanpa menundukkan kepala.

"Kalau masih, kamu akan kena skors. Karena tidak ada yang bisa ibu pertimbangkan."

Nemio diam. Tidak berencana sedikit pun membela diri.

"Jika itu yang kamu mau, ya sudah," Guru BK menutup buku laporan. "Dua hari kamu belajar di rumah."

Guru BK yang satu ini pintar. Tahu cara yang baik untuk membuat murid yang senang belajar seperti Nemio ini menjadi kapok atas kesalahannya.

"Sehari..?" Nada Nemio bernego.

"Dua hari."

Tiga detik Nemio mengembuskan napasnya cukup panjang. Ia mengangguk, mengucapkan terima kasih sedatar-datarnya, lalu berjalan keluar dari ruangan.

Dan baru beberapa langkah selepas dari ruang BK, ia langsung dihadapkan pada Calla. Calla memandangnya kesal, tentu karena ia telah membuat keributan cukup besar.

"Lo udah janji gak marah-marah ke Dava," tukas Calla.

"Gue gak bilang gue janji."

Calla mengernyit. "Masa?"

"Coba inget-inget lagi," bisik Nemio berjalan melalui Calla. Kedua tangannya dengan nyaman masuk ke saku celana. Lidahnya tak sengaja menyentuh bekas lukanya di bibir.

Calla berbalik, mengintili Nemio. "Lo dihukum?"

"Kena skors. Gak boleh masuk sekolah dua hari."

"Santai banget lo ngomongnya."

"Cuma dua hari bukan dua minggu," kata Nemio yang padahal tadi sempat menego hari.

"Tapi kan lo udah kelas akhir. Lagi penting-pentingnya."

The Battle I Never WinWhere stories live. Discover now