22 - Art Attack

116 9 2
                                    

unce upon a time, there is one fine day with Raven and Calla.

happy reading!🎟🎨

***

Pagi ini, ada hal yang mendebarkan hati Calla. Tebak apa? Apa yang sekiranya mampu mendebarkan hati gadis itu?

Tidak ada jawaban lagi selain Raven Naraja. Hanya cowok itu yang bisa membuat hati Calla melalui perasaan yang bermacam-macam.

Saat Calla terbangun pukul lima pagi, ia mendapat chat begini dari Raven:

Raven Naraja
Cal
Kalo lo ga sibuk hari ini
Jalan-jalan yuk?

Calla Amora
Ke mana?
Pagi banget chatnya
Udah bangun jam segitu?

Raven Naraja
Gue mau lari pagi soalnyaa
Ke art museum, mau?
Setau gue lo suka art kan?

Calla Amora
Yaa bener sih
Jam brp kak?

Raven Naraja
Nanti jam 10 gue jemput yaa
Bisa kann?

Calla Amora
Bisa

Raven Naraja
Boleh balik jam berapa?

Calla Amora
Bebas kok

Raven Naraja
Oke deh
See you soon, Cal

Dan sekarang, sepuluh menit lagi menuju jam sepuluh. Calla sudah siap dengan pakaiannya. Ia tak pernah sesiap ini untuk pergi jalan-jalan. Ia juga jarang memperhatikan make up seperti yang ia lakukan detik ini.

Oh God, sepertinya Calla seriusan suka sama Raven. Masalahnya ia tidak pernah begini. Cuma karena Raven. Garis bawahi itu.

Raven Naraja
Cal gue di depan
Chiko ada Cal?
Ajak keluar doong

Calla Amora
Waiitt

Calla mencabut colokan catokannya—yang sangat jarang ia pakai sebelumnya. Setelah memastikan tidak ada perintilan yang tertinggal, Calla keluar dari kamar. Ia tidak langsung keluar, tapi mencari Chiko dulu sebab ia mau mengajak adiknya bertemu Raven.

Namun, Chiko tidak ada di kamar. Padahal semestinya Chiko tidak ke mana-mana. Calla pun mutar-mutar mencari Chiko, hingga ia menemukan adiknya sedang bermain tanaman di taman belakang bersama Nemio.

"Kalian ngapain?"

Sebetulnya, yang bikin Calla bingung lebih ke ngapain Chiko sama Nemio? Karena mereka jarang menghabiskan waktu bersama. Lah ini, Calla melihat mereka lagi ketawa-tawa.

"Ini loh kak, Chiko disuruh praktik cangkok pohon, Kak Nemio ajarin sekalian bantu rekamin vidionya."

Calla mendekati Chiko dan Nemio, sekalian mengintipi hal yang keduanya kerjakan. Calla sampai mengerising melihat tangan mereka yang kotor berlumur tanah.

"Lo mau ke mana, Cal?" tanya Nemio saat ia melihat penampilan Calla.

"Keluar sebentar."

"Sendiri? Atau sama Lexa? Naik apa?"

"Raven, tuh orangnya udah di depan."

Nemio sebetulnya kaget, tapi ia sembunyikan.  "Raven?"

Calla mengangguk. "Dek, Bang Raven mau ketemu katanya. Bisa ke depan bentar?"

Chiko menatap Nemio. "Kak Nemio boleh tolong lanjutin sebentar nggak?"

Nemio melihat Chiko, lalu Calla, lalu berakhir di Chiko lagi. Ia sebetulnya mau aja memegang tanaman ini untuk Chiko, tapi masalahnya ia lagi seru melakukan ini bersama anak itu.

The Battle I Never WinWhere stories live. Discover now